Jakarta, tvOnenews.com - Tim Dominasi Music dengan Muara Sipahutar, Music Content Partnerships Manager YouTube Indonesia dari Google melakukan pertemuan penting berlangsung di Pacific Century Place Tower Level 45 SCBD Lot 10, Jakarta Selatan, pada 31 Juli 2024.
Pertemuan ini berlangsung membahas berbagai isu penting seputar industri musik, khususnya mengenai pelanggaran hak cipta di platform digital.
Dominasi Music, sebuah label, agregator, music publishing, dan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) yang berbasis di Indonesia, mengambil langkah proaktif dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh musisi dan pencipta lagu di era digital.
Pertemuan ini menjadi bukti komitmen mereka dalam melindungi hak-hak kreator musik, terutama dari genre-genre musik lokal seperti Tarling.
Abdul Jasir Nasirudin, CEO Dominasi Music, mengangkat isu yang sering dihadapi oleh musisi, khususnya dari genre Pantura.
Dia menjelaskan bagaimana seringkali terjadi kasus di mana orang lain mengunggah lagu atau musik dengan suara yang sama namun dengan judul, nama penyanyi, gambar, bahkan pencipta lagu yang berbeda.
Kasus-kasus seperti ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mengancam integritas karya dan reputasi musisi.
"Jadi ini menjadi perhatian serius bagi Dominasi Music yang berkomitmen untuk melindungi hak-hak kreator musik lokal," tegas dia dalam keterangannya, Jumat (9/8/2024).
Selain itu, Muara Sipahutar memberikan wawasan berharga tentang bagaimana YouTube menangani masalah ini.
Dia menjelaskan ketika sebuah rekaman suara telah dimasukkan ke dalam sistem agregator, siapapun yang mengunggah ulang konten tersebut dengan instrumen yang sama akan secara otomatis terklaim oleh pemilik hak cipta yang sah.
"Ini merupakan langkah penting dalam melindungi karya musisi dari tindakan plagiarisme atau penggunaan tanpa izin," jelas dia.
Namun, Muara juga menekankan pentingnya strategi rilis yang tepat.
Dia merekomendasikan agar musisi mengunggah konten mereka ke berbagai platform Digital Service Provider (DSP) seperti YouTube Music dan Spotify secara bersamaan, tanpa menunda-nunda.
Selain itu, dia juga menyebutkan menekankan pentingnya kolaborasi antara musisi dengan distributor dan publisher.
"Selama ada di dalam YouTube Music, itu bisa di-take down. Yang melakukan take down bisa distributornya atau publisher," jelas Muara.
Dia menyarankan agar musisi bekerja sama dengan distributor seperti Believe atau IDE, serta publisher seperti Massive Music atau Pragita.
Muara juga menambahkan jika musisi menemukan Art Track atau lagu mereka di YouTube Music yang tidak sah, mereka dapat melaporkannya kepada distributor atau publisher yang akan meneruskan laporan tersebut ke YouTube.
DEngan demikian, pertemuan antara Tim Dominasi Music dan Muara Sipahutar dari YouTube Indonesia merupakan langkah signifikan dalam upaya melindungi hak cipta dan memajukan industri musik di era digital.
Diskusi yang berlangsung tidak hanya membahas masalah-masalah yang dihadapi, tetapi juga memberikan solusi konkret dan strategi yang dapat diterapkan oleh musisi dan pelaku industri musik.
Dengan adanya dialog terbuka seperti ini, diharapkan akan tercipta ekosistem musik yang lebih sehat, di mana kreativitas dapat berkembang tanpa takut akan pelanggaran hak cipta.
Ini juga menjadi bukti komitmen platform besar seperti YouTube dalam mendukung industri musik lokal dan melindungi hak-hak kreator.
"Ke depannya, kolaborasi semacam ini perlu terus dijaga dan ditingkatkan. Dengan demikian, industri musik Indonesia dapat terus berkembang, berinovasi, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kekayaan budaya dan ekonomi kreatif nasional," tuturnya.(lkf)
Load more