Jakarta, tvOnenews.com - Politisi sekaligus pengusaha Jusuf Hamka memberikan pengakuan mengejutkan mengenai keputusannya untuk mundur dari kepengurusan Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum.
Diketahui, Jusuf Hamka atau Babah Alun merupakan Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar sekaligus sempat digadang-gadang akan dijagokan di Pilkada 2024.
"Betul, saya mundur semua dari kegiatan Partai Golkar," kata Jusuf Hamka saat dihubungi, Minggu (11/8/2024).
Jusuf Hamka menyampaikan ada beberapa alasan yang membuatnya mantap memutuskan untuk mundur dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
Babah Alun yang juga juragan jalan tol itu menyampaikan, alasannya mundur dari Golkar adalah karena mempertimbangkan keluarganya.
"Alasannya, pertama keluarga saya. memang sudah waktu kemarin saya dicalonkan juga bilang nggak usah berpolitik. Kedua, saya sebentar lagi mau punya cucu," ujar Jusuf Hamka.
Alasan lain yang disampaikan oleh Jusuf Hamka adalah dirinya ingin menikmati masa tua bersama sang istri.
Selain itu, Babah Alun juga didesak oleh anak-anaknya untuk fokus saja pada kegiatan-kegiatan sosial yang selama ini sudah dilakukan.
"Anak-anak saya bilang, buat seribu masjid itu seluruh provinsi, paling tidak 38 provisi ada Masjid Babah Alun," tambahnya.
Namun yang paling mengejutkan adalah Jusuf Hamka mengakui bahwa dirinya memutuskan angkat tangan dari partai karena takut.
Ia menyebut, Airlangga Hartarto telah terzolimi oleh pihak tertentu sehingga memutuskan untuk melepaskan jabatan Ketua Umum.
Oleh karena itu, Babah Alun mengaku takut bakal turut menjadi 'korban' kerasnya politik.
"Tugas saya berat, jadi mau nggak mau pas kebenaran ada momentum, saya melihat Pak Airlangga terzolimi, saya juga takut nanti berpolitik juga terzolimi," imbuhnya.
Jusuf Hamka blak-blakan mengakui bahwa dirinya memang mantap mundur karena mengikuti Airlangga Hartarto.
Pengusaha keturunan Tionghoa berusia 66 tahun itu menyatakan bahwa gejolak politik yang dilihatnya saat ini sangat karas.
"Karena melihat pergolakan politik itu kasar dan berat menurut saya, dan saya nggak akan bisa mengikuti. oleh sebab itu lebih baik saya meletakkan jabatan dan mengundurkan diri," tegasnya.
Ketua DPP Partai Golkar bidang MPO Meutya Hafid menyampaikan bahwa partainya menghargai keputusan Airlangga untuk mundur dari Ketum Golkar.
Namun, Meutya menegaskan bahwa keputusan Airlangga itu diambil secara pribadi tanpa paksaan dan desakan dari pihak tertentu.
"Atas nama DPP menghargai keputusan Ketum Airlangga Hartarto untuk mundur dari kursi ketua umum partai Golkar sebagai hak dari pribadi beliau, keputusan beliau dibuat secara pribadi tanpa paksaan," ungkap Meutya saat konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (11/8/2024) malam.
Meutya menjelaskan, secara de facto Airlangga masih menjadi Ketum Golkar. Namun di sisi lain, secara de jure bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri.
"Sesuai pesan Ketua Umum Airlangga Hartarto dalam penyampaiannya tadi pagi, DPP akan segera untuk menyiapkan secara tertib, damai, serta jaga marwah Golkar sebagai partai besar yang matang maka DPP akan lakukan pleno," jelasnya.
Keputusan Airlangga mundur dari Ketua Umum membuat tanda tanya besar, baik mengenai gejolak Partai Golkar maupun soal situasi politik nasional.
Terlebih, Airlangga mengatakan bahwa pengunduran dirinya itu berkaitan dengan stabilitas transisi pemerintahan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto.
"Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan yang Maha Besar, maka dengan dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam keterangan resminya.
Terhitung, Airlangga Hartarto telah resmi mengundurkan diri sejak hari Sabtu, 10 Agustus 2024.
Airlangga menyatakan bahwa DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART organisasi yang berlaku seusai pengunduran dirinya tersebut.
"Semua proses ini akan dilakukan dengan damai, tertib, dan dengan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar," kata Airlangga. (rpi)
Load more