Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan di balik pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Cina hanya mencapai di bawah 5 persen.
Hal ini salah satunya disebabkan banyak negara mematok tarif yang tinggi bagi barang-barang impor yang berasal dari Tiongkok.
Gejolak ini tentu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global yang tengah carut-marut alias melemah.
"Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua kita lihat pertumbuhan ekonominya sudah di bawah 5 persen, atau 4,7 persen," jelas dia, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Agustus 2024, di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024).
"Sisi global tidak supportif karena banyak negara sekarang mulai memagari dengan tarif tinggi terhadap impor-impor yang berasal dari RRT," sambung dia.
Produk impor Tiongkok yang diberi tarif tinggi oleh negara-negara global antara lain produk mobil listrik hingga barang manufaktur.
Sehingga Tiongkok melakukan produksi yang berlebihan dan strategi impor tidak berjalan dengan baik.
Di sisi lain, penyebab melemahnya perekonomian Tiongkok juga disebabkan pinjaman pemerintah daerah yang gila-gilaan.
"Juga karena masalah struktural di dalam negerinya yaitu properti dan pinjaman pemerintah daerah yang sangat besar yang belum selesai," tandas dia. (agr/iwh)
Load more