LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Saka Tatal dan Iptu Rudiana
Sumber :
  • istimewa

Iptu Rudiana Berani Sumpah Pocong soal Eky Anaknya, Eks Wakapolri Sampai Heran: Dari Awal Pemeriksaan Secara Saintifik...

Kapolsek Kapetakan Iptu Rudiana ditantang eks terpidana kasus Vina Saka Tatal untuk sumpah pocong terkait keterangannya. Eks Wakapolri sampai terkejut bilang...

Rabu, 14 Agustus 2024 - 06:03 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Kapolsek Kapetakan Iptu Rudiana ditantang eks terpidana kasus Vina Saka Tatal untuk sumpah pocong terkait keterangannya.

Awalnya, Rudiana mengaku berani bersumpah bahwa Muhammad Rizky Rudiana atau Eky ialah anak kandungnya, yang mana menjadi korban pembunuhan di flyover Talun, Cirebon.

Pernyataan Rudiana tersebut berawal dari pertanyaan pengacara keluarga Vina, Hotman Paris Hutapea soal kebenaran Eky yang diisukan masih hidup.

Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno turut menanggapi sumpah yang ingin dilakukan Iptu Rudiana soal kebenaran Eky ialah anaknya.

Menurut dia, tanpa sumpah pocong pun, kebenaran soal Eky bisa dibuktikan dengan scientific crime investigation.

"Iya kalau dari awal pemeriksaan secara saintifik, ya, seharusnya juga dibuktikan DNA. Apakah ini anak kandung atau tidak dan sebagainya. Kemudian Vina juga sama seperti itu," kata Oegroseno dalam kanal YouTube Uya Kuya TV dilansir Selasa (13/8/2024).

Baca Juga

Oegroseno mengaku penyidikan awal kasus kematian Vina dan Eky pada 2016 tidak menggunakan scientific crime investigation.

Dia mengatakan terdapat kondisi yang mengejutkan soal peristiwa tewasnya Vina dan Eky, yang mana penyidikannya tidak menggunakan saintifik.

Sebab, dia menjelaskan terdapat dua korban jiwa yang tewas tanpa diketahui pasti alat bukti terkait adanya pembunuhan berencana.

"Saya juga heran (tidak ada sainfitik). Saya sebagai seorang purnawirawan Polri yang juga pernah bertugas sebagai Kapolres harusnya pernah bercerita nih kalau rapat misalnya, 'Eh Pak Kapolres itu gimana yang pembunuhan dua dua anak manusia itu kenapa kok belum terungkap? Ada pertanyaan kenapa ini semua diam? Iya karena semua kompak diam," jelasnya.

Selain itu, Oegroseno turut menduga bahwa Rudiana memang mengenal para pejabat di lingkungannya.

"Jangan-jangan tadi seorang Rudiana ini kenal dengan semua pejabat di sini, kemungkinan, loh. Saya tidak menuduh," tambahnya.

Oegroseno pun menilai Rudiana memang mengenal baik saksi Aep dan Dede yang menjadi kunci penangan perkara tersebut.

Sebab, dari keterangan saksi mahkota tersebut, terdapat tujuh terpidana yang masih menjalani hukuman, dan satu lainnya bebas setelah delapan tahun mendekam di penjara.

Menurut dia, besar kemungkinannya bahwa Rudiana memang mengenal Aep dan Dede.

"Ya pasti kenalah namanya di Cirebon. saya dulu SMP kita tahu ini kendaraan siapa, ini sepeda motor siapa, yang punya siapa? Itu kan hafal itu kan hanya kota kecil Cirebon, apalagi polisi kan sering cuci mobil. Iya mungkin sering pinjam motornya dan sebagainya. Jadi, polisi pasti banyak kenalan dengan anak-anak muda sekitar situ," tegasnya.

Sebelumnya, Oegroseno mengungkapkan terdapat keanehan dari cerita Rudiana yang mendapat keterangan dari Aep dan Dede.

Sebab, jika melihat awal mula penyidikan, Rudiana tampak dibohongi oleh anak kecil.

"Ya sangat aneh. Harusnya polisi kan membohongi anak kecil supaya jangan nangis nih. Nah, di sini mungkin Aep sama Dede, tapi khususnya Aep yang lebih dikenal ya daripada Dede ya itu bisa dikatakan informan lah," kata dia.

Dia menyinggung Rudiana yang pada saat itu masih menjadi anggota Reserse Narkoba, tetapi turut diduga menyalahi aturan penyidikan.

"Jadi, seorang yang terlalu lama dinas di bagian narkotika itu akan mempunyai jaringan, biasanya disebut dengan Cepu atau channel. Sebetulnya, Cepu atau channel ini sudah salah kaprah. Kalau yang disebut informan, boleh," kata Oegroseno.

Oegroseno mengatakan seorang Cepu atau Channel tersebut seharusnya dilakukan oleh anggota polisi, bukan masyarakat umum.

Sebab, dia menuturkan tugas Cepu ialah melakukan penyamaran dalam menggali informasi target penyelidikan.

"Jadi, bukan masyarakat umum, karena ini korbannya berakibat nyawa, sehingga dia harus punya sertifikat. Iya kalau dia punya Cepu terlalu banyak ya modelnya, seperti itu," jelasnya.

Dia menilai pekerjaan Iptu Rudiana saat penyidikan awal kasus pembunuhan Vina dan Eky bertentangan dengan Polri.

"Saya amati dari awal itu berasal pernyataan dia (Rudiana) di awal ya. Rekam jejaknya dia (Rudiana) bahwa dia menerima kematian anaknya, kemudian dia tidak akan menuntut ya," kata Oegroseno dilansir Senin (12/8/2024).

Dia melanjutkan terdapat dua kepentingan Iptu Rudiana dalam menangani kematian anaknya, Muhammah Rizky Rudiana atau Eky.

Sebab, dia mengatakan bahwa Iptu Rudiana merupakan anggota Reserse Narkoba, yang mana tidak semestinya menangani perkara tersebut.

Namun, karena kematian anaknya tersebut, Iptu Rudiana bertindak terlalu jauh, yang mana bertentangan dengan tugas mulianya sebagai anggota Polri.

"Kemudian dia juga karena mungkin ada keterlibatan pejabat tinggi dan sebagainya. Nah ,dari situ profesionalisme dia seorang anggota Polri dan kemudian tanggung jawab dia sebagai seorang ayah sangat berbeda sekali," jelasnya.(lgn)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Sosok Penting Patrick Kluivert di Eropa Ini Bawa Kabar Baik Buat Pelatih Timnas Indonesia Jelang Debut Hadapi Australia

Sosok Penting Patrick Kluivert di Eropa Ini Bawa Kabar Baik Buat Pelatih Timnas Indonesia Jelang Debut Hadapi Australia

Salah satu sosok penting dalam hidup Patrick Kluivert berikan kabar baik buat sang pelatih anyar Timnas Indonesia jelang lakoni partai debut kontra Australia.
Kebakaran Hebat Melanda Glodok Plaza Jakarta, Asap Hitam Membubung Tinggi

Kebakaran Hebat Melanda Glodok Plaza Jakarta, Asap Hitam Membubung Tinggi

Kebakaran hebat melanda Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1) malam.
Ulama NU Akan Kritisi Karya Ulama Nusantara

Ulama NU Akan Kritisi Karya Ulama Nusantara

Ulama Nahdlatul Ulama (NU) akan mengkritisi karya ulama nusantara. Hal itu akan dilakukan oleh Ma’had Aly Darul Ulum (Takhasus Al-Qur’an wa ‘Ulumuhu) dalam acara Pekan Ngaji Tafsir Nusantara.
Komnas HAM Soroti Tingginya Angka Kematian Petugas Pemilu 2024

Komnas HAM Soroti Tingginya Angka Kematian Petugas Pemilu 2024

Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Alasan Manusia (Komnas HAM) Pramono Ubaid Tanthowi soroti terkait banyaknya kematian para petugas pemilihan umum (pemilu) 2024.
Pelatih Australia Terpukul Lihat Skuadnya Jelang Hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ini Mengecewakan

Pelatih Australia Terpukul Lihat Skuadnya Jelang Hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ini Mengecewakan

Jelang hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih Australia Tony Popovic malah dibuat pusing dan terpukul dengan skuadnya.
AC Milan Kalahkan Como 2-1, Sergio Conceicao Kurang Puas Rossoneri Cuma Menang Tipis Lawan Tim Papan Bawah

AC Milan Kalahkan Como 2-1, Sergio Conceicao Kurang Puas Rossoneri Cuma Menang Tipis Lawan Tim Papan Bawah

Sergio Conceicao kurang puas meski AC Milan berhasil mengalahkan Como dengan skor 2-1 pada laga lanjutan Liga Italia 2024-2025, Rabu (15/1/2025) dini hari WIB.
Trending
FIFA Larang PSSI Naturalisasi Jairo Riedewald karena Pernah Main 3 Kali untuk Timnas Belanda Senior di Laga Resmi? Begini Aturannya

FIFA Larang PSSI Naturalisasi Jairo Riedewald karena Pernah Main 3 Kali untuk Timnas Belanda Senior di Laga Resmi? Begini Aturannya

FIFA akan larang PSSI menaturalisasi Jairo Riedewald untuk membela Timnas Indonesia, karena sudah pernah bela Timnas Belanda senior sebanyak tiga laga?
Ramalan Hard Gumay Terbukti? Setelah Shin Tae-yong Didepak PSSI, Tak Lama Nantinya STY Akan...

Ramalan Hard Gumay Terbukti? Setelah Shin Tae-yong Didepak PSSI, Tak Lama Nantinya STY Akan...

Empat tahun lalu, sosok indigo, Hard Gumay sudah meramalkan pemecatan Shin Tae-yong oleh PSSI. Tak hanya itu, ia juga melihat nasib STY kedepannya. Seperti apa?
Jadi Tulang Punggung Red Sparks, Media Korea Selatan Sebut Megawati Hangestri Tak Layak Digaji 2 Miliar

Jadi Tulang Punggung Red Sparks, Media Korea Selatan Sebut Megawati Hangestri Tak Layak Digaji 2 Miliar

Di tahun keduanya di Liga Voli Korea Selatan, Megawati Hangestri mampu beradaptasi dengan baik dan mencatatkan sejumlah prestasi.
Ko Hee-jin Ketar-ketir, Pelatih Red Sparks Diminta Dipecat Meski Megawati Hangestri Cs Ukir Sejarah Baru di Liga Voli Korea 2024-2025

Ko Hee-jin Ketar-ketir, Pelatih Red Sparks Diminta Dipecat Meski Megawati Hangestri Cs Ukir Sejarah Baru di Liga Voli Korea 2024-2025

Ko Hee-jin selaku pelatih Red Sparks banjir kritik meski Megawati Hangestri dan kawan-kawan berhasil mengukir sejarah baru di Liga Voli Korea 2024-2025.
Top 3 Sport: Fans Korea Serukan Naturalisasi Megawati Hangestri, Kapten Red Sparks Bicara Jujur soal Megatron, Fakta Duet Mematikan Mega-Bukilic

Top 3 Sport: Fans Korea Serukan Naturalisasi Megawati Hangestri, Kapten Red Sparks Bicara Jujur soal Megatron, Fakta Duet Mematikan Mega-Bukilic

Rangkuman artikel sport terpopuler di tvOnenews.com sepanjang hari Selasa (14/1/2025). Kabar seputar Megawati Hangestri di Red Sparks masih paling diminati.
Pilih Ronaldo atau Messi Sebagai Pemain Terbaik Dunia, Sir Alex Ferguson Blak-blakan Sebut Mustahil Diperdebatkan

Pilih Ronaldo atau Messi Sebagai Pemain Terbaik Dunia, Sir Alex Ferguson Blak-blakan Sebut Mustahil Diperdebatkan

Eks pelatih Manchester United Sir Alex Ferguson sempat diminta memilih Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi sebagai pemain terbaik di dunia. Dia blak-blakan...
Pelatih Timnas Belanda Ogah Kecolongan: Gelandang Keturunan Indonesia Ini Tolong Diamankan Federasi Tim Oranje

Pelatih Timnas Belanda Ogah Kecolongan: Gelandang Keturunan Indonesia Ini Tolong Diamankan Federasi Tim Oranje

Pelatih Timnas Belanda Ronald Koeman dengan terang-terangan mengaku tertarik dengan gelandang keturunan Indonesia ini berhasil mencuri perhatian. Juru taktik ..
Selengkapnya
Viral