Jakarta, tvOnenews.com - Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Akupunktur Medik FKUI yang diketuai oleh Dr. dr. Hasan Mihardja, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-G(K), menyebutkan asupan makanan balita memainkan peran krusial dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurutnya, balita membutuhkan energi dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh sehat, dengan nafsu makan yang baik menjadi kunci dalam memastikan mereka mendapatkan kalori yang diperlukan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan nafsu makan pada balita, termasuk yang mengalami stunting, adalah melalui akupresur.
“Akupresur merupakan teknik terapi yang dikembangkan dari akupunktur, di mana penekanan dilakukan pada titik-titik akupunktur dengan jari atau alat tumpul. Metode ini mudah dilakukan dan dapat diaplikasikan di berbagai tempat, termasuk dalam asuhan mandiri untuk tujuan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif,” kata Hasan dalam keterangannya, Rabu (14/8/2024).
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran tenaga medis dalam menangani stunting, Program Studi Akupunktur Medik FKUI-RSCM menyelenggarakan seminar dan workshop bertema "Peningkatan Peran Serta Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam Asuhan Mandiri Akupresur untuk Meningkatkan Nafsu Makan pada Balita Stunting" di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Acara ini merupakan bagian dari upaya Program Studi Akupunktur Medik FKUI-RSCM untuk mendukung Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, yang dibiayai oleh dana Hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia (DPPM UI) tahun 2024.
Dr. dr. Hasan Mihardja, menekankan pentingnya akupresur sebagai bagian dari pengembangan ilmu akupunktur yang telah dikembangkan di universitas-universitas terkemuka dunia.
“Akupresur merupakan salah satu teknik asuhan mandiri yang mekanismenya dapat dijelaskan secara ilmiah. Dalam hal ini diharapkan melalui akupresur dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak seperti meningkatkan produksi ASI, meningkatkan nafsu makan pada anak, serta mengatasi mual muntah pada kehamilan.” tegasnya.
Sementara, Kabupaten Bogor memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia dan mencatat angka stunting yang cukup mengkhawatirkan, menempati peringkat keenam di Jawa Barat dengan prevalensi 24,90 persen.
Kepala Bidang Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr. Intan Widawati, MA, menyampaikan terjadi peningkatan kasus stunting di wilayah Bogor dari 24 persen pada 2022 menjadi 27 persen pada 2024.
Dia berharap akupresur dapat menjadi inovasi yang mudah diterapkan di puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya untuk menekan angka stunting.
“Semoga Akupresur dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk membantu meningkatkan nafsu makan balita stunting namun balita-balita dengan gizi buruk, serta mendorong inovasi pada tenaga kesehatan untuk mengembangkan pelayanan akupresur di Puskesmas,” tuturnya.(lkf)
Load more