Menurutnya, pengolahan limbah dan kotoran hewan itu dilakukan oleh kelompok tani pada Rumah Kompos dengan sistem Natura.
Dengan demikian, para petani bisa mendapatkan pupuk kompos dan MOL dengan cara menukar limbah organik dan bahan baku lainnya.
Arief menambahkan pemanfaatan pupuk organik dan MOL di lahan sawah itu terbukti mampu mengembalikan tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan produksi panen petani.
“Adanya program Pertanian Organik Prabu Kresna mampu menjadikan petani swasembada pupuk sekaligus memperbaiki lingkungan sekitar,” beber dia.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa program itu berkontribusi memperbaiki lingkungan melalui pengurangan 400 kg pupuk kimia per Ha per musim.
Lalu, pemanfaatan limbah kotoran hewan sebanyak 118,5 ton hingga 2024, efesiensi penggunaan air irigasi sebanyak 40 persen dengan sistem organik, pengurangan emisi carbon sebanyak 0,51695 Ton Co2 eq per bulan, dan lebih dari 9,35 Ha total lahan sawah beralih menjadi sistem pertanian organik.
Selain itu, program ini juga mampu menghemat biaya produksi sebesar Rp2.317.688/Ha/musim tanam, peningkatan pendapatan petani hingga 22 juta/ha/musim tanam.
Load more