Jakarta, tvOnenews.com - Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) mengecam keras pertemuan antara elite Partai Gerindra yakni Sufmi Dasco Ahmad dan Habiburokhman dengan keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 di Hotel Fairmont Jakarta pada awal bulan Agustus 2024 lalu.
Pasalnya, dalam pertemuan tertutup itu masing-masing keluarga korban diberikan uang sebesar Rp1miliar sebagai tali kasih.
Wilson mengatakan, pihaknya memperoleh bukti bahwa pertemuan tersebut diinisiasi dan difasilitasi oleh pejabat staff Kantor Staf Presiden yang pernah menjadi korban penculikan aktivis pada 1998, yaitu Mugiyanto Sipin.
"Menurut sumber kredibel IKOHI, pertemuan tersebut disertai pemberian uang senilai Rp1 Miliar kepada setiap korban dan para keluarga korban yang hadir sebagai tanda 'tali kasih'. Namun, hingga kini mereka yang hadir pun masih menutup-nutupi pemberian uang tersebut," ungkap Wilson.
Wilson menilai, para inisiator pertemuan itu sengaja memanfaatkan kerentanan struktural sosial-ekonomi keluarga korban untuk tujuan dan kepentingan pragmatis jangka pendek mereka sendiri.
"Mereka juga memanfaatkan situasi keluarga korban yang mengalami kelelahan fisik dan mental akibat perjuangan panjang puluhan tahun tanpa kepastian keadilan dari negara,"
Menurut Wilson, pertemuan ini membuktikan bahwa pihak inisiator gagal dalam memerankan dirinya di dalam kantor Staf Presiden untuk memenuhi janji mereka tentang program pemulihan hak para korban melalui PPHAM.
"Kegagalan dan ketidakmampuan mereka kemudian ditutupi dengan cara memanfaatkan sebagian korban dan keluarga korban yang berpikir pragmatis. Kegagalan atas realisasi pemulihan hak korban ini lalu menjadi celah yang dimanfaatkan para inisiator demi memuluskan tindakan politik transaksional dengan membuat kesan seolah pertemuan dengan para elite partai Gerindra adalah bagian dari PPHAM," bebernya.
Bagi IKOHI, Wilson menambahkan, cara seperti itu tidak etis dan tidak lebih dari sekadar upaya picık yang memanipulasi kerentanan ekonomi dan kelelahan fisik korban dalam mencari keadilan yang tak kunjung ditegakkan oleh otoritas negara.
Adapun, IKOHI memperoleh konfirmasi tentang adanya pertemuan tersebut dari sebagian korban dan keluarga korban lainnya dan juga dari informasi di media sosial, khususnya usai Sufmi Dasco menguriduh foto-foto pertemuan tersebut di akun Instagram pada 4 Agustus 2024.
Dari foto nampak sejumlah korban penculikan seperti Mugiyanto Sipin dan Aan Rusdianto beserta keluarga korban aktivis yang hilang seperti Utomo D. Rahardjo, Paian Siahaan, dan lainnya.
Menurut Wahyu Susilo, adik kandung dari Wiji Thukul yang diculik dan hilang, pertemuan itu tidak mewakili seluruh keluarga korban dari orang hilang yang sampai saat ini konsisten menuntut tanggungjawab negara.
"Pertemuan itu tidak mewakili kami keluarga dari aktivis yang hilang dan sampai kini konsisten menuntut negara, termasuk untuk meminta adanya pertanggungjawaban Prabowo dalam kasus orang hilang," tutur Wahyu.
Novridaniar, anak kandung Yadin Muhidin, yang juga diculik dan masih hilang, mengakui dirinya tidak tahu menahu soal pertemuan itu.
Menurut dia, persoalan HAM yang dialami ayahnya tidak bisa dianggap selesai hanya karena pertemuan tersebut.
Pertemuan itu, kata dia, digelar dengan cara membohongi pihak keluarga korban, agar bisa dipertemukan dengan petinggi partai Prabowo.
"Secara kronologi saya sebagai anak korban tidak tahu adanya pertemuan antar keluarga korban penghilangan 98, dan saya tidak mengetahui itu terjadi di mana. Saya juga tidak diundang sama sekali," katanya.(rpi/muu)
Load more