Jakarta, tvOnenews.com - Massa aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI mendukung penuh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat calon kandidat Pilkada berangsur membubarkan diri pada Kamis (22/8/2024).
Meski sebelumnya situasi aksi unjuk tersebut sempat ricuh antar massa pendemo dengan aparat kepolisian yang berjaga.
Di tengah sejumlah massa aliansi mahasiswa dan masyarakat berangsur bubarkan diri, secara tiba-tiba sekelompok orang mengenakan seragam sekolah datang berlari di Jalan Gatot Subroto.
Sekelompok massa seragam sekolah SMA itu pun berlari ke arah barikade aparat kepolisian yang berjaga sembari menenteng bambun runcing.
Pantauan tim tvOnenews.com di lokasi, massa berseragam SMA itu dengan penuh semangatnya berlari membawa bambu runcing.
Saat itu pula mereka turut berteriak kepada massa yang membubarkan diri untuk kembali berdemo di depan Gedung DPR RI.
"Maju," teriak massa sembari membawa bambu runcing ke arah aparat kepolisian, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Ribuan massa akan melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR RI pada hari ini, Rabu (2208/2024).
Aksi ini diramaikan oleh para sejumlah tokoh mulai dari guru besar, akademisi, beberapa aliansi masyarakat dan aktivis 1998 serta mahasiswa untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pilkada.
Terkait hal ini, polisi mengerahkan 2.013 personel gabungan untuk mengamankan aksi ini.
"Dalam rangka pengamanan aksi elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR RI dan sekitarnya, kami melibatkan sejumlah 2.013 personel gabungan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, Kamis (22/8/2024).
Adapun, personel gabungan tersebut dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI dan instansi terkait.
Susatyo mengatakan, personel yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api.
"Personel tetap menghargai massa aksi yang akan menyampaikan pendapatnya. Selesai apel seluruh pasukan diadakan pengecekan dan penggeledahan oleh para Danton dan Danki untuk memastikan anggota yang terlibat pengamanan tidak ada yang membawa senjata api," kata Susatyo.
Susatyo menambahkan, personel keamanan nantinya akan ditempatkan di sekitar Gedung DPR untuk mencegah massa masuk ke dalam gedung ataupun menutup jalan tol yang berada di depan Gedung DPR.
Terkait penutupan arus lalu lintas di sekitar gedung DPR, kata Susatyo nantinya bersifat situasional. Rekayasa arus lalu lintas juga akan diberlakukan melihat perkembangan dinamika di lapangan.
"Bila nanti di depan DPR massa cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka akan kami lakukan penyekatan di Pulau Dua," ucap Susatyo.
Lebih lanjut, Susatyo menegaskan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan untuk selalu bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengutamakan negosiasi dan pelayanan secara humanis (berperikemanusiaan).
Terakhir, Susatyo mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan peserta aksi untuk melakukan aksi dengan santun, tidak anarkis, menjaga keamanan dan ketertiban.
"Sehingga kegiatan aksi dapat berjalan aman dan tertib sesuai harapan semua," tandasnya. (rpi/raa)
Load more