Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat politik, Adi Prayitno menanggapi soal revisi UU Pilkada yang batal hari ini serta peluang PDIP mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 melawan Ridwan Kamil.
DPR sebelumnya telah resmi mengumumkan bahwa hari Kamis (22/8/2024) revisi UU Pilkada dibatalkan karena rapat paripurna belum bisa dijalankan.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad juga mengatakan bahwa pendaftaran calon di Pilkada tanggal 27 Agustus 2024 akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang terbaru karena revisi UU Pilkada belum disahkan.
Artinya di Pilkada Jakarta partai politik hanya perlu memperoleh 7,5 persen suara di pemilihan DPRD sebelumnya untuk mengusung calon gubernur. Hal ini berarti PDIP bisa mengusung calonnya sendiri.
Meski demikian, masih belum jelas siapa sosok yang akan diusung oleh PDIP di Pilkada Jakarta 2024 nantinya. Banyak orang berasumsi sosoknya adalah Anies Baswedan.
Menurut Adi Prayitno, untuk bisa menang di Pilkada Jakarta melawan Ridwan Kamil, PDIP harus mengusung Anies Baswedan.
"Bagi saya, opsinya harus dengan Anies kalau untuk mengalahkan Ridwan Kamil dan Suswono," kata Adi dalam program Dua Sisi tvOne, Kamis (22/8/2024).
Adi mengatakan, PDIP memang memiliki sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang juga mempunyai elektabilitas cukup tinggi.
Selain itu, Ahok juga pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta serta memiliki popularitas yang masih terasa hingga sekarang.
Namun, menurut Adi, suara yang akan didapatkan Ahok sudah terbatas dan sulit untuk bertambah.
"Ahok memang runner up, tapi mentok suaranya. Nggak ada tambahan dari ceruk pemmilih yang lain," kata dia menambahkan.
Hal ini berbeda dengan Anies Baswedan. Adi berpendapat, Anies memiliki pasar pemilih yang masih terus bertambah.
"Anies yang saya kira captive market-nya jauh lebih terbuka dan mendapatkan mendapatkan expose untuk mendapatkan dukungan yang lebih signifikan," ujar Adi.
Tapi, ada satu hal yang harus disamakan antara Anies dan PDIP jika ingin maju bersama di Pilkada Jakarta.
Hal itu adalah menyamakan ideologi antara dua pihak tersebut.
"Problem-nya adalah apakah jarak ideologis antara PDIP dan Anies Baswedan itu dapat dihilangkan dalam seketika hanya karena pilihan mentok," tutur Adi.
Saat ini yang terjadi adalah baik Anies dan PDIP sama-sama menghadapi kondisi yang 'mentok'.
Adi menjelaskan, PDIP membutuhkan calon yang cukup kuat untuk melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.
Di saat yang sama, Anies butuh partai untuk mengusungnya maju menjadi gubernur.
"Hari ini yang belum memutuskan untuk mendukung Ridwan Kamil-Suswono hanya di PDIP. Pilihan mentok ini yang saya kira akan menghilangkan sekat-sekat ideologi antara Anies dan PDIP," kata Adi menegaskan. (iwh)
Load more