Jakarta, tvOnenews.com - Tensi perpolitikan di tanah air semakin memanas saat Pilkada 2024 serentak semakin dekat terlaksana hingga perang urat syaraf antar elit politik.
Teranyar, PDIP mengumumkan sejumlah nama yang diusungnya pada perhelatan Pilkada 2024 serentak.
Sebelum pengumuman tersebut, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terlebih dahulu berpidato di depan para kadernya.
Dalam pidatonya tersebut, Megawati tak tanggung-tanggung menyindir pidato Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dalam Munas parati berlambang pohon beringin itu beberapa hari yang lalu.
Megawati turut menyorot langkah DPR RI yang berupaya menjegal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat calon Pilkada.
Presiden RI ke-5 ini mengatakan jika putusan MK merupakan kontitusi negara yang wajib dipatuhi oleh masyarakat termasuk lembaga negara.
Bahkan, kata Megawati, keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara terancam saat kontitusi mulai tak dipatuhi.
"Kehidupan suatu bangsa bisa hancur berantakan jika tidak kokoh pada konstitusi. Dan sekali lagi, konstitusi kita itu bukan kita yang buat, tetapi bapak bangsa sebelum kemerdekaan. Tolong diingat betul-betul. Jadi (konstitusi-red) itu juga sebetulnya merupakan sebuah wasiat yang betul-betul berharga bagi bangsa ini. Karena itulah kita harus bersatu untuk menyelamatkan negara hukum dan demokrasi," kata Megawati dalam pidatonya itu dikutip pada Jumat (23/8/2024).
Ia pun menegaskan jika seluruh pihak harus dapat mematuhi putusan MK terkait syarat calon Pilkada saat ini.
"Inilah agenda terpenting saat ini. Jadi saya mohon dengan sangat bagi mereka yang berpikiran untuk rekayasa pilkada, tolong lah, tolong lah, tolong lah lakukanlah dengan netral," kata Megawati.
"Siapapun pemenang, terima saja. Karena itu hak rakyat Indonesia. Jangan jadi ajang manuver kekuasaan. Lalu menghilangkan kontestasi yang sehat dan demokratis," sambungnya.
Tak hanya soal konstitusi, Megawati turut menyorot pernyataan Bahlil Lahadalia dalam pidatonya usai terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Saat itu didapati Bahlil Lahadalia meminta Kader Partai Golkar untuk tak main-main dengan sosok Raja Jawa.
Kendati demikian, Bahlil Lahadalia tak menyebut secara detail Raja Jawa yang dimaksu pada pidatonya itu.
"Saya kan langsung sambil sarapan ketawa. Ih bilang ada Raja Jawa. Terus aku mikir aku mau kenalan juga deh sama Raja Jawanya," kata Megawati.
"Ngomong Raja Jawa kan? Terus, maksud saya gini, kayak dia ngerti artinya raja Jawa gitu. Karena dia kan orang mana sih, NTT apa mana tuh?," lanjutnya.
Megawati tak berhenti, dirinya pun turut menyindir pidato yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Munas Partai Golkar beberapa waktu lalu.
Megawati mengaku jika PDIP tak Sudi memiliki anggota yang melanggar kontitusi termasuk menjegal putusan MK.
"Karena itulah mengingkari keputusan MK, sama artinya dengan pelanggaran terhadap konstitusi. Kalau emang mau gitu, fair, sudah jangan di PDIP. Saya enggak butuh orang kayak gitu," katanya.
Sebelumnya, Jokowi mengaku nyaman dengan Partai Golkar saat menghadiri acara Munas ke-11 yang berlangsung untuk parati berlambang pohon beringin itu.
Jokowi mengibaratkan suasan nyama saat berada di bawah pohon beringin yang menjadi lambang dari Partai Golkar tersebut.
"Saya kalau lihat pohon beringin, bawaanya adem banget, bawaanya sejuk, apalagi di siang hari yang sedang panas-panasnya, sedang terik-teriknya, kalau di bawah pohon beringin adem dan sejuk,” kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).
Jokowi menghadiri Munas Partai Golkar dengan mengenakan kemeja berwarna kuning.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengaku nyaman berada di tengah kerumunan kader Golkar.
“Berada di bawah pohon beringin, membuat kita lebih teduh. Malam hari ini saya merasa sangat teduh. Membuat kita lebih nyaman, malam hari ini saya merasa lebih nyaman," ucapnya. (raa)
Load more