Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu teman Eky, Frans Marbun membeberkan bukti yang akan sulit dibantah oleh pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni Nasution soal kematian pacar Vina itu.
Diketahui, pada tanggal 27 Agustus 2016 Vina dan Eky ditemukan dalam kondisi mengenaskan di atas Jembatan Talun Cirebon.
Eky ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa sementara Vina masih hidup namun kondisi tubuhnya sudah terluka sangat parah dan tak tertolong.
Belakangan terungkap beberapa barang bukti yang ditemukan di sekitar lokasi kematian Vina dan Eky, seperti helm yang digunakan dan pakaian dua sejoli itu.
Ternyata, pada malam kematiannya bersama Vina, Eky meminjam helm dan sepatu milik Frans Marbun, teman satu tongkorongannya.
Di dalam bukti yang beredar, foto helm itu dalam kondisi pecah di bagian depan sehingga tidak terlihat seperti helm full-face. Hal ini pun menguatkan bahwa Vina dan Eky sebenarnya meninggal karena kecelakaan, bukan dianiaya geng motor.
Namun, hal tersebut dibantah oleh pengacara Iptu Rudiana, Pitra Romadoni. Ia mengatakan helm yang digunakan Eky tidak rusak.
Kesal karena Pitra seakan membolak-balikan bukti, Frans pun membeberkan fakta yang ia miliki selama ini.
Frans menunjukkan foto helm tersebut saat masih baru 2-3 bulan setelah pembelian. Helm full-face tersebut masih terlihat bersih dan mulus.
Dibandingkan dengan foto helm setelah kematian Vina dan Eky, ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
(Perbandingan sebelum dan setelah rusak)
Bahkan, menurut Frans, helm itu sudah tidak layak digunakan karena tidak lagi seperti tipe full-face.
"Rusak bang. Ini kan tinggal busa yang dalamnya doang. Busa yang di dalamnya itu pun bukan busa yang kain pelapis. Bagian kerasnya cuma sisa pelapisnya doang, ini kalau dipencet lembek," kata Frans dalam tayangan YouTube Setia Bonar 17, dikutip Jumat (23/8/2024).
Melihat bukti dengan mata kepalanya sendiri, Frans pun merasa pernyataan Pitra soal helm tersebut sangat aneh.
Frans pun memberikan pesan untuk Pitra dan bertanya-tanya maksud dari pengacara Iptu Rudiana itu.
"Jadi, penilaian bapak untuk helm yang hancur itu seperti apa? Ini menurut saya udah nggak layak pakai lagi, karena sudah pecah bagian depannya dan itu sudah tidak berbentuk helm full-face lagi," kata teman Eky itu.
Dijelaskan oleh Frans, di malam tanggal 27 Agustus 2016 setelah kematian Vina dan Eky, ia melihat kondisi helm sudah jauh berbeda dari yang ia ketahui.
Terdapat beberapa coretan di sekitarnya serta bagian penutup dagu hancur tak tersisa.
Bagian kaca memang masih terlihat utuh. Hal itupun disinggung oleh Pitra bahwa ada yang aneh karena bagian kaca tidak ikut pecah.
Menjawab hal tersebut, Frans menjelaskan bahwa helm miliknya tersebut memiliki kaca yang elastis.
Ia bahkan menantang Pitra untuk memeriksa langsung kaca yang dimaksud elastis itu.
"Dia (Pitra) bilang kok kacanya nggak pecah. Itu kaca elastis lho. Kalau gak percaya, coba Bapak dudukin. Kacanya dibuka. Itu bakal balik lagi, nggak akan pecah," tegas Frans.
Selain itu, menurut dia, jika helm tidak rusak maka mestinya bisa dikembalikan kepadanya setelah kasus selesai.
Namun, kenyataannya helm yang digunakan Eky saat besama Vina itu tidak pernah kembali kepada Frans hingga saat ini.
"Kalau tidak rusak, helm harusnya balik ke tangan gue dong," ujar dia.
Dirinya pun meminta agar Pitra tidak memperpanjang masalah ini dengan memberikan keterangan yang terlalu memaksa.
"Udahlah kalau menurut gue, jangan terlalu banyak drama. Nggak selesai-selesai kasusnya malah makin ribet," tegas Frans. (iwh)
Load more