Jakarta, tvOnenews.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap terdapat 7 pelajar yang diamankan polisi di Polda Metro Jaya.
Hal ini imbas dari kelompok pelajar SMA berseragam sekolah turut serta dalam aksi demonstrasi penolakan revisi undang-undang Pilkada di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta pada Kamis (22/8) malam.
Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini mengatakan bahwa pihaknya mendampingi ketujuh anak tersebut.
Selain itu, KPAI juga memastikan anak pelajar itu mendapat perlindungan sesuai Undang-undang Perlindungan Anak dan Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).
"Pelajar yang saat ini diamankan di Polda ada 7 orang anak. Update per malam ini," ucap Diyah kepada tvOnenews.com saat dihubungi, Kamis (22/8/2024) malam.
Diketahui, Diyah yang merupakan Komisioner Pengampu Kekerasan Fisik Psikis, Anak Situasi Darurat dan Anak Disabilitas itu menuturkan bahwa pihaknya juga turun ke lokasi aksi demo yang sempat ricuh pada malam hari.
Hal ini demi menyisir dan mengawasi anak-anak yang terlibat di demonstrasi.
Terlebih, kelompok pelajar baru berdatangan usai waktu berunjuk rasa telah selesai yakni jam 18.00 WIB.
Pada saat itulah, polisi mulai mensterilisasi lokasi demo agar tak ada lagi massa yang mengepung gedung DPR RI. Sebab, waktu untuk melakukan aksi penyampaian pendapat di muka publik dibatasi hingga pukul 18.00 WIB.
"KPAI melakukan pengawasan untuk mengetahui keterlibatan anak dan upaya perlindungan anak pada aksi ini. KPAI menemukan sekitar ratusan anak pelajar yang ikut aksi di sore hari dan berkelompok yang datang dari arah GBK, Tol dan Benhil pada pukul 18-an," tutur Diyah Puspitarini.
"Menurut info dari pelajar mereka berkoordinasi melalui grup wa dan aplikasi lainnya," imbuhnya.
Diyah menyebut, saat pihaknya melakukan penyisiran massa aksi anak-anak ketika malam hari, pihaknya menemukan ada anak yang terpukul oleh polisi.
"Pada waktu penyisiran massa aksi KPAI temukan ada beberapa pelajar yang terpukul polisi dan jatuh serta diamankan di dalam Gedung DPR," katanya.
Atas hal itu, Diyah mengatakan, pihaknya juga melakukan penyisiran ke Rumah Sakit (RS) terdekat dari lokasi demo. Hal ini guna memantau dan memastikan kondisi anak-anak aman.
"Semua RS terdekat sidah kami hubungi, yang belum respon karena padat di RS Pelni dan RS Bhakti Mulia. Kemungkinan pelajar ada yang disana," ucap Diyah.
Sementara itu, bertolak belakang dengan pernyataan polisi yang menyebut bahwa pihaknya tidak mengamankan satu orang pun massa aksi demonstrasi tersebut.
Bantahan Polisi
Polisi mengungkap bahwa tidak ada demonstran yang diamankan usai melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Kamis (22/8/2024).
Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pihaknya tidak mengamankan satu orang pun massa aksi demo penolakan revisi undang-undang Pilkada.
"Tidak ada, tidak ada. Sejauh ini situasi masih terkendali," kata Ade Ary saat diwawancarai usai bubaran demo di DPR, Kamis (22/8/2024) malam.
Ade Ary mengklaim bahwa aksi unjuk rasa yang digelar oleh ribuan mahasiswa, aktivis, guru besar hingga massa buruh di depan gedung DPR hari ini berjalan kondusif dan terkendali.
"Sejauh ini situasi sekali lagi saya sampaikan aman terkendali. Dinamika proses pengamanan itu berjalan lancar, potensi-potensi gangguan ketertiban, gangguan keamanan itu dapat dilakukan komunikasi dengan baik oleh Polda Metro Jaya dengan stakeholder yang mendukung pelaksanaan pengamanan ini," tutur Ade Ary.
"Ini merupakan suatu kegiatan yang cukup koperatif sehingga rekan-rekan bisa menyaksikan sendiri situasi aman terkendali," imbuhnya.
Adapun, ratusan anak-anak dengan berseragam SMA datang bergerombol ke Gedung DPR/MPR RI sekira pukul 18.20 WIB. Berdasar pantauan, mereka berlari sambil membawa bambu runcing dan bendera merah putih.
Kedatangan mereka pun disambut sorak sorai massa yang sudah datang sejak siang. Lima menit berselang gerombolan anak SMA datang lagi dari dalam tol. (rpi/ree)
Load more