Samarinda, tOnenews.com - Acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 17 Agustus 2024 kemarin berjalan dengan lancar. Tidak ada gangguan keamanan dan ketertiban sehingga acara tersebut bisa berlangsung dengan penuh hikmat.
Berbagai upaya pengamanan acara itu yang dilakukan pemerintah melalui lembaga-lembaga seperti Kepolisian RI (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendapat apresiasi dari keluarga korban Bom Gereja Samarinda 2016.
"Pengamanan yang dilakukan aparat Polri, TNI, dan BNPT sangat baik. Dengan demikian, acaranya juga berjalan dengan baik. Semuanya terlindungi dan semuanya aman," kata Sarina Gultom, ibu dari Trinity Hutahaean (11 tahun), salah seorang korban yang selamat dari peristiwa Bom Gereja Samarinda, saat dihubungi, Minggu, 18 Agustus 2024.
Sarina pun sangat mengapresiasi keterlibatan BNPT dalam mengamankan peringatan HUT RI di IKN kemarin. Sebab, menurut dia, ancaman terorisme bisa terjadi di mana saja dan kapan saja sehingga perlu ada langkah pencegahan dan pengawasan yang ketat untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi, termasuk di wilayah IKN dan Kalimantan secara umum.
"Saya rasa keterlibatan BNPT sangat bagus sekali dan sebaiknya memang ada BNPT dalam pengamanan setiap acara. Karena memang harus ada pengawasan terhadap teroris dan jangan sampai sedikit pun kita lengah atau istilahnya jangan sampai kendur. Kami sebagai orang yang punya trauma terhadap aksi terorisme sangat mendukung langkah-langkah pengamanan yang dilakukan BNPT," ujar Sarina.
Lebih lanjut Sarina menyatakan masyarakat Kalimantan Timur sangat senang dan bangga karena peringatan HUT ke-79 RI bisa dilaksanakan di IKN. Apalagi ada perwakilan tokoh masyarakat dan tokoh adat Kalimantan Timur yang diundang mengikuti acara itu. Menurut dia, acara tersebut menjadi semacam simbol bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut.
"Acara HUT RI itu menjadi tanda bahwa IKN akan benar-benar terealisasi dan rencana pemerintah untuk IKN akan benar-benar terwujud. Kami sebagai masyarakat sangat berharap pembangunan IKN berjalan dengan lancar ke depannya karena tentunya IKN akan berdampak sangat positif terhadap ekonomi masyarakat," ucap Sarina, yang juga warga Samarinda, Kalimantan Timur, ini.
Seperti diketahui, aksi pelemparan bom molotov terjadi di depan Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13 November 2016 lalu. Aksi teror bom itu membuat empat anak terluka, yakni Trinity Hutahaean, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (8 tahun), Anita Kristobel (6 tahun), dan Intan Olivia Banjarnahor (2,5 tahun).
Intan meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit. Adapun tiga anak lainnya mengalami luka bakar cukup parah, termasuk Trinity yang menderita luka bakar lebih dari setengah tubuhnya. Pelaku aksi keji tersebut adalah Juhanda alias Jo, anggota kelompok radikal Jamaah Asharut Daulah (JAD) Kalimantan Timur. Juhanda divonis penjara seumur hidup akibat perbuatannya itu. (ebs)
Load more