Jakarta, tvOnenews.com - Kasus dugaan bunuh diri mahasiswi PPDS Undip Aulia Risma Lestari masih menjadi misteri soal motif sesungguhnya kematian dokter muda tersebut.
Sebelumnya, Aulia Risma ditemukan meninggal di kamar kosnya karena menyuntikkan obat dosis tinggi ke tubuhnya. Hal ini memunculkan dugaan bunuh diri akibat perundungan atau bullying di PPDS Undip.
Meski demikian, dugaan bunuh diri karena bullying tersebut dibantah oleh pihak kampus dan keluarga Aulia Risma.
Pihak polisi pun masih mendalami motif sesungguhnya dari kematian Aulia Risma, apakah benar bunuh diri atau karena kelalaian.
Sebab, diketahui sebelum diduga bunuh diri, Aulia Risma selama ini memiliki riwayat sakit saraf kejepit.
Belakangan terungkap dari tante Aulia Risma, bahwa keponakannya itu pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan oleh senior selama menjadi mahasiswi PPDS Undip.
Selain mengalami tekanan secara fisik, Aulia Risma juga harus menyisihkan sebagian uangnya untuk keperluan senior.
Tante Aulia Risma, Vieta membeberkan keponakannya itu pernah diminta untuk membelikan rokok tengah malam untuk seniornya menggunakan uang pribadi.
Tak hanya itu, almarhumah juga diminta membelikan makanan untuk para seniornya itu.
"Disuruh beli rokok tengah malam, harus menyiapkan armada untuk seniornya. Biaya pribadi. Makanan pun ahrus menyiapkan, itu biaya pribadi," kata Vieta, diwawancarai tim Fakta tvOne, dikutip Selasa (27/8/2024).
Bahkan, kata Vieta, orang tua keponakannya itu sempat hampir menjual sawah demi memenuhi kebutuhan tak terduga itu.
"Ibaratnya, Mama Risma dan Papa Risma sempat mau jual sawah juga, mau dijual karena memang kebutuhan, kan namanya tabungan dipakai lama-lama menipis gitu, ya," ujar Vieta.
Walaupun demikian, pada akhirnya keluarga almarhumah tetap bisa mempertahankan asetnya namun tetap harus berhutang.
"Nggak ada sih (yang dijual), masih bisa teratasi, ada kredit yang dipinjam. Ya mau nggak mau. Harus setidaknya berhutang," kata dia menambahkan.
Selain itu, secara fisik pun Aulia Risma pernah bercerita dirinya merasa keberatan.
Dokter muda itu sempat menjalani operasi untuk sakit saraf kejepit yang dialaminya. Namun, dua minggu pasca operasi, ia diminta untuk bekerja secara aktif.
"Dia tetap ngangkat kasur, ngangkat pasien yang berat, dia cerita sama saya disuruh ngangkat minum tidak boleh dibantu siapapun," beber Vieta.
Selain itu, di dalam ruang operasi, Aulia sempat merasa haus namun tidak boleh membawa minum ke dalam.
Akhirnya, diceritakan sang tante, keponakannya itu terpaksa minum air infus karena merasa kehausan.
"Terus kalau kamu haus gimana? 'Ya infus Te, aku minum saking hausnya, karena saya menahan dehidrasi saya'," kata Vieta menceritakan kisah dari keponakannya.
Keluarga pun sebenarnya sudah berusaha agar dokter muda itu mengundurkan diri dari kuliah PPDS.
Namun, berdasarkan informasi yang diterima jika mengundurkan diri dari beasiswa Aulia harus membayar penalti.
Akan tetapi, saat ditanyakan ke Kementerian Kesehatan ternyata sebenarnya untuk mengundurkan diri tak harus membayar penalti tersebut.
"Kita baru tahu juga penjelasan dari Kemenkes kemarin padahal itu tidak ada autran untuk mengganti penalti tersebut," tambah dia.
Sementara itu, pada Senin (26/8/2024) malam, ayah dokter Aulia Risma meninggal dunia di RSCM Jakarta.
Kabarnya, kondisi kesehatan sang ayah semakin menurun setelah anaknya meninggal dunia beberapa hari lalu.
Sang ayah akan dikebumikan di Tegal, d
Load more