Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 10 kali gempa susulan, setelah gempa magnitudo 6,0 di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Sabtu pagi.
Daryono mengatakan wilayah Kepulauan Talaud merupakan kawasan rawan gempa, dan diguncang delapan gempa merusak sepanjang sejarahnya.
Gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan dalam Lempeng Laut Maluku dengan mekanisme kombinasi pergerakan naik-mendatar (oblique thrust).
Selain itu dampak guncangan gempa di Melonguane, Kepulauan Talaud, mencapai skala intensitas IV MMI dengan diskripsi dirasakan oleh orang banyak, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Gempa ini menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa rumah warga, sebuah tempat ibadah, dan melukai seorang pekerja bangunan.
Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena hiposenternya relatif dalam, dengan magnitudo di bawah ambang batas rata-rata magnitudo gempa pembangkit tsunami, sehingga tidak menimbulkan gangguan kolom air laut.
"Seluruh peralatan tide gauge milik BIG di sekitar pusat gempa seperti di Melonguane, Ulu Siau, tidak mencatat adanya kenaikan muka air laut," ujar dia.
Sebelumnya, gempa terjadi pada hari Sabtu, 22 Januari 2022 pukul 09.26.16 WIB. Episenter gempa terletak di laut pada jarak 34 km arah selatan Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, dengan kedalaman 37 km(ant/put)
Load more