Dia menganggap keputusan rektor itu membatasi ruang ekspresi mahasiswa.
Selain itu, dia juga menyampaikan ada 18 mahasiswa yang diskors.
"Rektor yang paling lucu dan paling otoriter hari ini rektor UIN Makassar," ucap peserta tersebut.
Rocky kemudian menanggapi isu tersebut. Rocky menekankan mahasiswa dan rektor sama-sama berstatus civitas akademika.
"Dua-duanya (rektor-mahasiswa) sivitas akademika, punya hak yang sama, hak akademis yang sama untuk mengucapkan pikiran, itu dasarnya," ujar Rocky.
"Jadi rektor ini tidak tahu apa yang disebut sivitas akademika, akademika artinya berpikir, sivitas artinya menghidupkan pikiran, itu namanya sivitas akademika. Jadi itu, rektor itu justru dia membatalkan kader dia sendiri dengan menskors mahasiswa, kan tolol itu," sambungnya.
Rocky mengatakan mahasiswa seharusnya disanksi drop out (DO) apabila mahasiswa itu bodoh. Mahasiswa aktivis tidak seharusnya diberi sanksi.
"Memecat mahasiswa, mengskorsing, kapan mahasiswa boleh di-DO? Kalau dia bodoh, kalau dia tolol, kalau dia dungu, bukan karena dia aktivis, bukan karena dia demo, nggak ada prinsipnya di seluruh dunia. Kapasitas rektor menuntun perdebatan rasional, bukan mengeluarkan surat, dibuang aja, robek aja," pungkasnya.
Load more