Jakarta, tvOnenews.com - Eks Kabareskrim Susno Duadji menyoroti soal kasus Vina dan Eky yang menurutnya sudah sangat jelas kejadiannya.
Selama delapan tahun terakhir, kasus Vina dan Eky kembali menjadi pembicaraan publik karena beberapa tersangka Daftar Pencarian Orang (DPO) atau buron belum juga tertangkap.
Namun, belakangan kasus Vina dan Eky justru berkembang menjadi dugaan bahwa sebenarnya tidak ada pembunuhan, melainkan kecelakaan tunggal.
Anggapan bahwa sebenarnya tidak ada pembunuhan itu berkembang karena banyak saksi kasus Vina dan Eky yang mencabut kesaksiannya tahun 2016.
Mereka mengaku diminta oleh ayah Eky, Iptu Rudiana untuk mengatakan kesaksian palsu tentnag kejadian pembunuhan Vina dan kekasihnya itu.
Selain itu, para terpidana kasus Vina dan Eky juga telah mengajukan peninjauan kembali (PK) dengan sejumlah novum yang menunjukkan bahwa kemungkinan besar dua sejoli itu meninggal karena kecelakaan.
Berdasarkan fakta-fakta baru yang muncul, Susno Duadji menilai sebenarnya kasus Vina dan Eky ini sudah jelas jawabannya.
Eks Kabareskrim itu yakin bahwa sebenarnya tidak ada pembunuhan yang terjadi terhadap dua sejoli itu.
Meski demikian, ia menduga ada sejumlah orang yang sengaja menutupi kejadian sebenarnya dari kasus kematian Vina dan Eky.
"Kaum ngeyel ini sebenarnya dia, sebenarnya dia tahu karena terpelajar orang ngerti hukum. Dalam hatinya dia tahu ini bukan pembunuhan, ini kecelakaan. Bukti-butki sudah banyak," kata purnawirawan polisi ini di tayangan YouTube pribadinya, Susno Duadji, dikutip Senin (2/9/2024).
Susno mengatakan, walaupun orang itu tahu kejadian sebenarnya atas berbagai bukti, namun mereka tetap tidak mengakuinya.
Ia pun tak mengerti kenapa orang yang mengerti hukum itu seakan-akan menutupi kasus ini.
"Tapi nggak tahu saya, apakah sudah ada yang ditutup? Apa senang lihat orang sengsara? Yang dihukum, lihat ya, mereka itu kaum tidak punya, kaum miskin," kata Susno menambahkan.
Diketahui saat ini terpidana kasus Vina yang masih mendekam dipenjara sebanyak tujuh orang.
Mereka semua sebagian besar berprofesi sebagai kuli bangunan. Selain itu, ada satu orang bernama Sudirman yang berkebutuhan khusus.
Menurut Susno, jika tidak ada pengacara-pengacara yang dengan sukarela membela para terpidana, maka nasib mereka sudah jelas terpuruk selamanya.
Jika memang terjadi kesalahan di penyelidikan awal, Susno mengatakan mestinya para aparat yang bertugas mengakuinya.
Ia menegaskan, tak perlu malu untuk mengakui kesalahan karena lebih penting memikirkan nasib para terpidana.
"Nggak usah malu-malu mengakuinya, bayangkan kalau itu adalah anak kita, adik kita atau diri kita sendiri. Dalam penjara itu tidak enak, saya pernah dipenjara, makanya saya concern dengan masalah ini. Saya pernah merasakan, nggak enak. Perkara saya sama, dibuat-buat," ujar dia menambahkan. (iwh)
Load more