Jakarta, tvOnenews.com - Pakar gestur, Monica Kumalasari menanggapi video Anies Baswedan soal perjalanan Pilkada 2024 hingga akhirnya ia tidak jadi dicalonkan.
Sebelumnya, Anies Baswedan sempat mendapatkan dukungan dari PKB, PKS, dan NasDem untuk maju menjadi calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
Meski demikian, tiga partai tersebut beralih mendukung Ridwan Kamil sehingga Anies Baswedan kehilangan dukungannya.
Setelah itu, santer diberitakan bahwa Anies akan dipasangkan dengan Rano Karno dan diusung oleh PDIP di Pilkada Jakarta.
Namun, sama seperti sebelumnya Anies tidak jadi diusung oleh PDIP. Akhirnya sampai pendaftaran Pilkada 2024 berakhir, mantan Gubernur Jakarta itu resmi tidak akan ikut berlaga di pemilihan kepala daerah tahun ini.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan, Anies kemudian mengunggah pernyataan mengenai sudut pandangnya selama jelang pendafaran Pilkada. Ia sempat menyebut soal partai yang disandera kekuasaan serta rasa penyesalan.
Pakar gestur, Monica Kumalasari mengatakan, di dalam video yang diunggah di media sosial Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu terlihat berbicara jujur apa adanya.
Menurut Monica, Anies tidak terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dan bahkan tampak cukup emosional.
“Dalam 14 menit pertama video, terlihat bahwa Anies berada dalam kondisi 'Low Control', artinya ia kurang mampu mengontrol emosinya sehingga mudah terbaca,” ujar Monica dalam program 'Apa Kabar Indonesia Pagi' di kanal YouTube TvOneNews, Senin (2/9/2024).
Ia menuturkan, ekspresi Anies menampilkan tanda-tanda ketidakpuasan, ketidaksiapan, dan penyesalan yang jelas terlihat.
"Ekspresi yang keluar adalah disgust (jijik) yang hampir 50 persen, adalah merupakan ekspresi di mana 'lo gitu banget sih'. Jadi kita mengatakan bahwa sebelah itu lebih immoral, gitu," ungkapnya.
Sebagian besar ekspresi yang tertangkap oleh Monica adalah Anies merasa dirinya berbeda dengan partai atau kelompok lain.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Anies secara blak-blakan soal adanya partai yang tersandera dan secara tersirat menandakan ia tidak ingin masuk ke dalam pusaran sandera kekuasaan itu.
"Jadi kalau ekspresi itu yang muncul artinya kan 'saya sama kamu beda'. Kalau dia mengatakan ini ada penyanderaan dan sebagainya, it's true. Artinya relate (sesuai) dengan apa yang ditampilkan karena ekspresinya seperti itu," ujar Monica menjelaskan.
Selain itu, Monica juga mengamati adanya ekspresi bahagia yang muncul, yang menandakan bahwa Anies tidak berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda di hadapan publik.
"Ada muncul ekspresi yang mengatakan si 'happy' itu muncul," kata dia menambahkan.
Terakhir, ia juga menyoroti ada ekspresi kemarahan yang ditunjukkan Anies di dalam video tersebut meskipun tidak menjadi dominan.
Ia menduga ekspresi kemarahan tersebut muncul bersamaan dengan rasa penyesalan yang diungkapkan mantan Gubernur Jakarta itu.
Di dalam video yang diunggahnya, Anies juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa menyesal tidak bisa berkontestasi di Pilkada Jakarta karena tidak mampu membantu lebih banyak untuk warga miskin kota sebagai pembuat kebijakan.
Analisis yang dilakukan oleh Monica adalah ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI).
Melalui teknologi AI tersebut, mampu menangkap sebagian besar gestur yang diungkapkan Anies di dalam videonya. (ppt/iwh)
Load more