Jakarta, tvOnenews.com - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Awards telah sukses diselenggarakan baru-baru ini.
Penentuan yang memperoleh MKD Awards diputuskan oleh MKD melalui berbagai penilaian dengan memperhatikan beberapa pertimbangan dari fraksi.
Oleh karena itu, pemberian apresiasi dalam bentuk MKD Awards merupakan langkah strategis untuk dilanjutkan oleh MKD periode 2024-2029.
Wakil Ketua MKD DPR RI Imron Amin mengatakan MKD Awards adalah legacy atau warisan untuk periode yang akan datang.
Sebab, membangun peradaban etik bagi anggota DPR tidak mudah, butuh pembiasaan, apresiasi, serta pengawasan dari MKD dan pengawasan dari masyarakat.
“MKD Awards” ini adalah legacy MKD untuk periode berikutnya. Kita berharap di masa yang akan datang, kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya," kata Imron dalam keterangannya, Selasa (3/9/2024).
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu menambahkan, penegakan kode etik MKD tidak hanya dilakukan melalui sistem penindakan dengan memberikan sanksi, tapi dapat dilakukan melalui sistem pencegahan dengan memberikan apresiasi.
Dia juga menjelaskan justru apresiasi sangat penting agar setiap anggota merasa terhargai jerih payahnya, terhargai kinerjanya.
"Jika anggota DPR dapat dihargai kinerjanya, maka akan mengulang lagi kinerja itu. Jika semakin banyak anggota DPR melakukan perbaikan ke dalam, maka kinerja DPR secara keseluruhannya akan menjadi lebih baik," jelasnya.
Imron melanjutkan, pemberian apresiasi dalam bentuk MKD Awards merupakan bentuk pembudayaan dari perilaku etis anggota dewan.
Pembudayaan berarti proses mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah nilai etika dalam perilaku anggota DPR.
Dia menerangkan, berbagai penelitian menyimpulkan bahwa pembiasaan oleh orang-perorang dengan standar etika tinggi lebih banyak berhasil mencegah potensi pelanggaran daripada seperangkat aturan yang rinci.
"Sikap dan perilaku anggota DPR lebih berhasil mencegah bentuk-bentuk perilaku tertentu. Karena itu pendekatan budaya bertujuan membangun sistem etika yang didasarkan pada pandangan bahwa dengan tindakan mencegah lebih banyak daripada menghukum," beber Imron.
Dirinya juga menyampaikan, pendekatan budaya menekankan proses internalisasi. Internalisasi adalah proses sedemikian rupa untuk menanamkan nilai dan kesadaran ke dalam diri dengan penuh penghayatan sehingga menjadi bahagian dari kesadaran individu.
Imron menuturkan, internalisasi kode etik itu berarti, anggota menghayati standar etika yang harus dimiliki sebagai wakil rakyat, jika dapat menjaganya maka akan mampu menjaga kepercayaan publik khususnya konstituen yang memilihnya sehingga tidak terbangun jarak antara wakil rakyat dengan basis sosialnya.
"Selain itu internalisasi juga berarti anggota DPR mampu menjaga martabat dan kehormatan Lembaga DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat. Menjalankan fungsi checks and balances dalam sistem demokrasi di Indonesia," imbuh dia.
Proses internalisasi adalah mekanisme pencegahan untuk menyamakan persepsi dan pemahaman tentang norma-norma etik yang telah dipraktikkan oleh anggota dewan.
Hal ini dimaksudkan mendorong budaya politik bagi anggota dewan lainnya untuk memiliki standar etika yang tinggi.
Budaya standar etika yang tinggi akan banyak mencegah potensi pelanggaran.
Selain itu, upaya-upaya terpadu melalui diskusi dan pelatihan harus dibuat untuk menanamkan kepada anggota parlemen nilai-nilai dasar budaya etika hingga membentuk rasa disiplin dan tanggung jawab yang datang dari dalam diri anggota berdasarkan keteladanan anggota DPR.
"Sekali lagi saya ucapkan Terima kasih dan Selamat kepada seluruh penerima penghargaan MKD Awards 2024, semoga terus senantiasa berkarya menjadi wakil wakyat yang beretika," pungkasnya.
Drs. Utut Adianto
Dyah Roro Esti, W.P., B.A., M.Sc.
Dr. Ir. Hj. Endang Setyawati Thohari, DESS., M.Sc.
Roberth Rouw
Dr. H. Cucun Ahmad Syamsurijal, S.Ag., M.AP.
Hj. Aliyah Mustika Ilham, S.E., MAP
H. Suyadi Jaya Purnama, S.T.
Abdul Hakim Bafagih
Ema Umiyyatul Chusnah
Load more