Pada 2023 lalu, masyarakat di sepanjang Pantai Glagah, Kabupaten Kulon Progo meliputi 6 kalurahan sudah dibekali simulasi dengan pemasangan jalur evakuasi. Begitu juga di pantai selatan Gunungkidul serta tahun ini di pantai selatan Kabupaten Bantul.
Sementara, langkah yang dilakukan oleh BMKG pada 2023, melalui ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (Ardex).
Simulasi menghadapi ancaman Megathrust diikuti 15 negara Asean baik TNI/Polri maupun tenaga kesehatan.
Artinya, masyarakat di Yogyakarta sudah lebih siap.
Kendati demikian, bukan berarti mengabaikan peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG.
Tentunya, hal ini perlu ada kerjasama multipihak untuk memberikan simulasi, edukasi dan sosialisasi, terutama bagi masyarakat pesisir ketika terjadi Megathrust.
"Karena waktunya tidak ada yang tahu dan tidak ada satupun teknologi yang bisa memprediksi kapan terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa ikut buka suara soal gempa Megathrust.
Hal ini Nuraini sampaikan dalam gelar wicara tentang Megathrust yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Dia menyatakan tidak ada waktu pasti soal kapan gempa Megathrust terjadi di Indonesia.
"Jika ada informasi tentang tanggal, bulan, dan tahun kapan gempa akan terjadi maka bisa dipastikan itu hoaks, tapi kalau peristiwa Megathrust memang benar ada. Bisa terjadi, kapan? mau lima menit lagi, 100 tahun lagi, itu bisa terjadi," tuturnya.
Meskipun belum dapat diprediksi secara spesifik, Nuraini memaparkan bencana gempa besar seperti Megathrust bisa terjadi lagi di waktu yang akan datang, karena bencana tersebut pernah ada di wilayah Indonesia sejak zaman dahulu.
Load more