Jakarta, tvOnenews.com - Puluhan warga gelar aksi damai tabur buang dan doa bersama untuk memperingati 1 tahun tragedi Rempang, di Jembatan 4 Barelang, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (7/9/2024) sore.
Sebanyak 15 personel Polsek Galang dibantu 10 personel Polresta Barelang mengamankan jalannya aksi yang berlangsung pukul 15.30 WIB.
Puluhan polisi membantu mengarahkan kendaraan warga di kantong-kantong parkir yang disediakan, serta mengatur arus lalu lintas selama aksi berlangsung.
Anggota polisi juga memblokade satu lajur untuk digunakan warga saat berorasi, tabur bunga dan berdoa selama kurang lebih 30 menit.
Sementara itu, arus lalu lintas di Jembatan 4 Barelang tetap mengalir menggunakan satu sisi, dilalui dua arah kendaraan.
"Hari ini ada pelaksanaan tabur bunga dan orasi dari warga yang menolak PSN, kami dari Polsek Galang memfasilitasi berupa pengamanan, kami blokade satu lajur jembatan sehingga bisa dipergunakan, untuk lalu lintas mobil kendaraan gunakan lajur sebelah kiri," kata Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral.
Menurut perwira pertama Polri itu aksi peringatan 1 tahun tragedi Rempang berjalan kondusif.
Dia memastikan, personel Polri tetap berada di tengah-tengah masyarakat, menjalankan tugas pokok dan fungsi menjaga, melindungi dan mengayomi.
Namun, lanjut dia, Polri juga bertugas menegakkan hukum sesuai aturan yang ada.
"Alhamdulillah situasi berjalan lancar dan aman terkendali," ujar Alex.
Setelah aksi selesai, jalur di Jembatan 4 Barelang kembali dibuka dua jalur, masyarakat pun membubarkan diri.
Sementara itu, dalam orasi-nya masyarakat Rempang yang menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) menyatakan akan tetap bertahan meski harus berhadapan lagi dengan aparat gabungan.
"Yang kami peringati hari ini adalah tragedi yang sangat menyakitkan hati kami Bangsa Melayu di Pulau Rempang, pada tahun lalu pada hari ini, jam inilah. Sedihnya hati kami diserang oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab," ujar Miswadi, perwakilan masyarakat.
Miswadi menegaskan, setelah 1 tahun tragedi pihaknya tetap menolak relokasi, dan tidak akan berhenti berjuang sampai akhir.
"Kami semua tetap akan menolak relokasi, kenapa kami direlokasi, jangan anggap remeh Bangsa Melayu. Selagi masalah ini tidak terselesaikan kami tidak akan lelah berjuang," tutur Miswadi.
Setelah orasi dan tabur bunga, warga Rempang bergerak ke lapangan bola di Semulang Hulu untuk aksi damai, doa bersama, menyalakan lilin dan malam silaturahim.
Warga berhadapan dengan petugas yang membawa pentungan, gas air mata hingga peluru karet. Warga ingin mempertahankan kampung leluhur mereka.
Sejumlah anak yang berada di sekolah di sekitar lokasi bentrok pun ikut menjadi korban gas air mata.
Banyak warga yang terluka bahkan ada 8 orang yang ditahan polisi dalam tragedi Rempang tersebut.(ant)
Load more