"Kemarin kita udah turun, saya presentasinya lupa. Asal masyarakat bisa aktif ke puskemas, aktif dia. Jadi kalau ketahuan stunting dia aktif ke puskesmas, ke posyandu, gitu kira-kira. Ya, mudah-mudahan juga tidak urbanisasi yang warganya ada stunting," tandas dia.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2022, prevalensi balita stunting di Jakarta masih cukup tinggi, yakni 14,8 persen. (ags/ebs)
Load more