Jakarta, tvOnenews.com - Kematian Nia, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman masih menyisakan duka.
Wali kelas Nia gadis penjual gorengan, Reni Fatma Yunita mengenang siswinya itu adalah sosok yang baik hati dan punya cita-cita mulia.
Jasad gadis penjual gorengan itu ditemukan tak bernyawa tanpa menggunakan busana. Tubuhnya pun terkubur di kedalaman dangkal.
Sebelumnya, Nia dikabarkan hilang setelah tak kunjung pulang dari jualan gorengan di sore harinya.
Ternyata, gadis penjual gorengan berusia 18 tahun itu menjadi korban dugaan pembunuhan dan pemerkosaan.
Wali kelas Nia, Reni Fatma Yunita mengatakan selama sekolah di jenjang SMA, gadis penjual gorengan itu adalah siswi yang berprestasi.
Gadis itu dikenal sebagai atlet pencak silat di sekolahnya dan pernah memenangkan kejuaraan di tingkat provinsi.
Tak hanya itu, Reni mengatakan prestasi akademik Nia di sekolah sangat memuaskan sejak kelas 10 sampai 12.
"Walaupun Nia atlet, akademisnya itu benar-benar hampir seimbang," kata Reni, diwawancarai tvOne, dikutip Minggu (14/9/2024).
Di sekolah, gadis 18 tahun itu juga dikenal sebagai siswi yang baik kepada teman-temannya.
Walaupun perekonomiannya cukup memprihatinkan, namun ia tak pernah meminta belas kasihan, bahkan ketika sering terlambat karena harus memesan gorengan.
Menurut Reni, siswinya itu bahkan meminta dihukum karena terlambat walaupun pihak sekolah memahami kondisinya.
Menahan tangisannya, Reni mengkisahkan bahwa meski Nia memiliki keadaan yang sulit, ia selalu berbuat baik kepada teman-temannya.
Terkadang, gadis itu membelikan jajanan untuk teman-temannya. Selain itu ia juga kerap membantu hal lainnya.
Menjadi tulang punggung keluarga sejak usia muda, sang wali kelas mengatakan bahwa gadis penjual gorengan itu bercita-cita untuk kuliah.
Sedikit demi sedikit, ia mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya yang tidak sedikit.
Reni mengungkapkan, siswinya itu juga bercita-cita menjadi orang sukses demi keluarganya.
Sebab, selama ini keluarganya merupakan masyarakat kurang mampu. Hal tersebutlah yang membuat gadis penjual gorengan itu makin bersemangat menjadi orang sukses.
Sayangnya, nasib tragis harus mengakhiri hidup gadis 18 tahun itu.
Kini, pihak Polres Padang Pariaman dan Polda Sumatera Barat masih terus mencari keberadaan pelaku. (iwh)
Load more