Jakarta, tvOnenews.com - Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menjatuhkan vonis pidana hukuman mati untuk terdakwa Panca Darmansyah (41) dalam kasus pembunuhan berencana terhadap 4 anak kandungnya.
Vonis putusan hakim tersebut dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim, Sulistyo Muhammad Dwi Putro, dalam sidang lanjutan kasus itu di PN Jakarta Selatan, pada Selasa (17/9/2024).
Dalam sidangnya, hakim menilai terdakwa secara sah dan meyakinkan terbukti melanggar pasal 340 KUHP tentang perencanaan pembunuhan dan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga terhadap ke empat anaknya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Desember 2023 lalu.
“Satu, menyatakan terdakwa Panca Darmansyah tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana dalam dakwaan kesatu alternatif pertama dan dakwaan kedua alternatif pertama,” ucap hakim saat membacakan putusan, dikutip dari siaran Tvonenews pada Rabu (18/9/2024).
Selain itu, terdakwa juga dinilai tidak menunjukan rasa penyesalan atas tindakannya sehingga tidak ada hal yang meringankan dalam kasus pembunuhan tersebut.
“Dua, menjatuhkan pidana kepada terdakwa Panca Darmansyah oleh karena itu dengan pidana mati,” lanjutnya.
Kemudian, hakim juga menyebutkan pihaknya menyita sejumlah barang bukti dari hasil penyelidikan kepolisian.
"Ketiga, hakim juga menetapkan terdakwa tetap ditahan, menetapkan barang bukti berupa satu buah kacamata dalam kondisi patah sampai dengan empat buah sandal anak dimusnahkan," ujarnya.
"Lima, membebankan biaya perkara kepada negara," kata hakim.
Menanggapi putusan tersebut, pihak kuasa hukum terdakwa yakni Amriadi Pasaribu mengajukan banding, meskipun tindakan yang dilakukan oleh terdakwa sangat tidak manusiawi.
"Kita sebagai penasihat hukum seadil-adilnya, kita nyatakan banding yang Mulia," ujar Amriadi.
Diketahui, Panca Darmansyah telah membunuh ke-4 anak kandunganya yang masih dibawah umur itu dengan cara dibekap. Ia tega melakukan hal keji tersebut lantaran merasa cemburu terhadap istrinya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga tidak menemukan adanya tindakan yang meringankan tuntutan kepada terdakwa. Justru JPU memberatkan terdakwa karena tiga perbuatan Panca lainnya.
"Perbuatan terdakwa membuat luka mendalam bagi saksi DM karena telah kehilangan keempat anaknya,” kata jaksa di PN Jakarta Selatan. (syi/iwh)
Load more