Jakarta, tvOnenews.com - Nia Kurnia Sari (18) seorang gadis penjual gorengan jasadnya ditemukan terkubur tanpa busana di areal perkebunan di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Nia diduga dibunuh oleh Indra Septiarman (26) seorang residivis yang juga tetangga di kampung korban tinggal.
Pelaku diketahui pernah terlibat tindak pidana kekerasan seksual saat masih anak-anak. Usai membunuh Nia, pelaku buron dan melarikan diri. Polisi terus memburu pelaku yang diduga bersembunyi di hutan.
Polisi belum mengetahui motif pelaku tega berlaku keji seperti itu. Keluarga berharap pelaku segera ditemukan dan pelaku mendapatkan hukuman yang maksimal atas perbuatan binatangnya.
Kisah Nia Kurnia Sari (18) gadis penjual gorengan asal Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), yang jasadnya ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, membuat hati orang yang mendengarnya menjadi tertunduk lemas. Usai hilang dua hari, tubuh nia ditemukan terbujur kaku tanpa busana di sebuah perkebunan di Korong Pasar Surau, Nagari Cuguak, Kayu Tanam, Padang Pariman, Sumbar.
Orang tua dan keluarga tak menyangka akhir tragis dari Nia. Di hari terakhir Nia berjualan, sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia, gadis itu seolah menyampaikan firasatnya. Firasatnya itu disampaikan kepada Rini, sang kakak, sebelum ia berjualan gorengan pada Jumat (06/09/2024).
Menurut Rini, kala itu Nia sempat mengeluhkan tak enak badan. Namun, kondisi itu tampak tak dihiraukan, sehingga Nia tetap memaksakan untuk berjualan gorengan.
Ironisnya, Rini tak menyangka jika hari itu adalah hari terakhirnya untuk bisa mengobrol langsung dengan sang adik. Sebab, sejak saat itulah Nia tak pernah kembali lagi.
Terungkap detik-detik saat jasad Nia gadis penjual gorengan di Padang ditemukan. Ada luka tak wajar tampak di tubuhnya. Tak jauh dari ditemukan jasad gadis penjual gorengan itu, terdapat barang dagangannya berserakan.
Koordinator Tagana Padang Pariaman, Donal Debra mengungkapkan detik-detik ditemukannya jasad Nia setelah dicari sekitar dua hari oleh petugas dan warga.
Pada saat itu, petugas dan warga mencari Nia di sekitar lokasi gadis itu biasa berkeliling untuk berjualan gorengan. Warga kemudian melihat jejak di jalur yang tak biasa dilewati manusia. Tim pun melanjutkan pencarian. Tak lama, mereka menemukan dagangan berupa gorengan berserakan, dicurigai milik Nia. Setelah melanjutkan pencarian, terlihat tanah merah yang berantakan. Tim pun kemudian mencoba melakukan penusukan tanah.
Selain itu, ditemukan juga tali rafia berwarna merah dengan panjang sekitar satu meter. Akhirnya, tim melakukan penggalian. Tak perlu waktu lama, tiba-tiba cangkul milik tim pencari seperti tertahan oleh tubuh manusia.
"Cuma kedalaman semata cangkul ini aja, 20-30 cm, cangkul kita mengenai tubuh korban. Di tubuh tangan kiri. Sedikit nampak kita identifikasi, kita menyatakan ini adalah tubuh manusia. Kita stop dulu, kita tidak melanjutkan penggalian," kata dia.
Setelah itu, tim perlahan membongkar lokasi galian itu dan ditemukanlah jasad Nia dalam kondisi tak berbusana. Menurut kesaksian Donal, kaki gadis itu dilipat ke belakang dengan kepala dan tubuhnya telungkup. Kepalanya miring ke samping dengan bagian pipi berada di bawah. Saat itu, tidak terlalu jelas bagaimana luka yang dialami oleh sang gadis. Meski demikian, Donal sempat melihat ada luka tak wajar di bagian tubuhnya.
"Kalau saya sendiri yang melihat, pas mengangkat kepalanya, yang saya perhatikan itu mulutnya memar," kata Donal menjelaskan.
Pembunuhan terhadap Nia meninggalkan duka yag mendalam bagi keluarga dan sahabat. Nia diketahui memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah ke bangku perkuliahan. Asa itu Ia lakukan dengan berjualan gorengan keliling untuk membantu orang tua dan biaya sekolahnya. Namnun nasib berkehendak lain, cita-cita Nia pupus ditangan pelaku.
Rini, kakak Nia mengungkapkan kesedihannya kepada tim tvOnenews. Rini mengatakan jika adiknya itu berjualan gorengan karena ingin mengumpulkan uang untuk kuliah.
"Sudah terkumpul Rp3 juta (uang tabungan Nia untuk kuliah)," sambungnya.
Masih dalam wawancara yang sama, Rini mengenak sosok adiknya yang kini sudah berpulang. Menurutnya, Nia adalah sosok yang ceria, tapi juga pendiam.
"Ceria, pendiam, sopan, ramah," ujar Rini.
Sahabat Nia, yakni Yoeka Aulia juga membeberkan, jika gadis itu sangat dekat dengannya. Bahkan, mereka punya panggilan kesayangan masing-masing, di mana Yoeka memanggil Nia dengan sebutan Anya dan Nia memanggilnya adek.
"Yoeka lebih terbuka sama Anya daripada sama keluarga," pungkasnya, dilansir program Fakta tvOnenews.com.
Yoeka juga menyebut, jika sejak masih sekolah ia dan Nia kerap berjualan gorengan bersama. Yoeka mengaku membantu membawa dagangan sahabatnya itu berkeliling kampung, sambil menawarkannya kepada orang lain.
Kepergian Nia tentu menjadi pukulan berat bagi Yoeka sebagai sahabat karibnya. Apalagi sahabatnya itu ditemukan tewas dalam keadaan yang mengenaskan.
"Anya itu lengkap, dia jadi kakak, abang, sahabat. Jadi, kehilangan Anya gak bisa Yoeka ibaratkan kayak apa. Soalnya Anya segitu spesialnya dalam hidup Yoeka," ujar Yoeka sambil menahan tangisnya pecah.
Yoeka juga mengungkapkan, jika gadis penjual gorengan itu pernah mengatakan soal perpisahan kepadanya. Nia mengatakan kepadanya, jika mereka tidak bisa selalu bersama-sama.
"Anya juga pernah bilang kalau misalnya Anya sama Yoeka juga emang enggak bakalan selalu sama-sama. Anya udah pernah bilang, 'Anya sama adek bakalan pisah. Jadi tanpanya ada Anya, adek harus tetap hidup bahagia', dia pernah bilang kayak gitu," tutur Yoeka yang tangisnya akhirnya pecah.
Tak lama bagi polisi bisa mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Nia. Dari hasil penelusuran di lapangan dan keterangan sejumlah saksi, polisi kemudian menentapkan Indra Septiarman (26) sebagai tersangka pembunuhan Nia. Usai menghabisi Nia, pelaku buron dan melarikan diri.
Menurut Wali Korong (perangkat desa) Pasa Galombang, Desi Novita, Indra Septiarman memang dikenal warga sebagai orang bermasalah. Bagaimana tidak, sejak masih berusia di bawah umur, Indra Septiarman pernah terlibat kasus pencabulan sampai harus ditahan di lapas anak.
Selain itu, ia juga terlibat dalam kasus jual beli narkoba tahun 2017 dan diberi hukuman enam tahun penjara serta denda Rp800 juta. Kecurigaan warga makin memuncak karena mengetahui Indra sering terlihat di sekitar jalur berjualan Nia. Menurut Desi, keseharian Indra adalah nongkrong di sekitar jalur berjualan gadis penjual gorengan itu.
Meski dianggap orang bermasalah, warga pun tak pernah menyangka Indra Septiarman mampu mengulangi hal keji yang pernah ia lakukan semasa masih di bawah umur yakni pencabulan. Tak hanya itu, kini kejahatannya makin parah yakni hingga membunuh Nia, gadis penjual gorengan yang hanya sedang mencari nafkah.
Sementara itu, saat ini sosok Indra Septiarman masih menjadi buronan polisi dan para warga. Wali Nagari, Ahmad Yuni Kamil mengatakan sebenarnya pihak polisi sudah mengingatkan agar warga tak perlu ikut mencari tersangka pembunuhan Nia.
Namun, menurut Ahmad, para warga sangat menyayangi Nia dan merasa marah dengan perbuatan keji yang dilakukan Indra.
"Karena tersentuh hatinya warga itu, menginginkan kami wali nagari terlibat. Menginginkan supaya kita bisa menyisir rumah-rumah yang diduga bisa menyelamatkan para pelaku ini. Tapi waktu itu kami dihubungi juga, instruksi dari Bapak Kapolsek, itu bukan tugas dari warga," kata Ahmad.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan kepada warga agar tidak main hakim sendiri jika melihat Indra Septiarman. Ia mengatakan, agar warga langsung memberikan informasi kepada polisi jika menemukan tersangka pembunuhan Nia itu.
Saksikan selengkapnya di Program Cover Story One, Kamis 19 September 2024 Pukul 23.00 WIB.
(iwh/ism/adw/liz/mnifis/)
Load more