Dalam komunitas bangsa itu tercipta suatu kehendak bersama, aturan hidup bersama, komitmen terhadap nilai yang disepakati, dan membangun moralitas kelompok, hingga sistem kehidupan berbangsa melalui tatanan hukum bernegara.
Menurut Megawati, kebudayaan adalah jalan peradaban umat manusia. Dengan menempatkan rakyat sebagai sumber kebudayaan, maka makna kekuasaan pemimpin juga berangkat dari keseluruhan kehendak kolektif rakyat yang dipimpinnya.
“Sekuat apa pun kekuasaan yang dimiliki pemimpin, tidak bisa dilepaskan dari kehendak kolektif rakyat yang membentuknya,” ujar Megawati.
Namun dalam praktiknya, kata Megawati, banyak pemimpin yang melepaskan diri dari hakekat power itu. Dan baginya, sekiranya pemimpin melepaskan diri dari ide atau gagasan yang membentuknya maka pemimpin itu kehilangan hakekat kekuasaannya dan hanya sekadar menjadi aktor.
“Sekiranya pemimpin melepaskan diri dari ide atau gagasan yang membentuknya maka pemimpin itu kehilangan hakikat kekuasaannya dan hanya sekedar menjadi aktor. Aktor inilah yang kemudian melakukan justifikasi terhadap kebijakan yang diambilnya,” tambahnya.
“Demi justifikasi, kuasa yang dimiliki aktor bisa memunculkan kekerasan termasuk menggunakan hukum guna mempertahankan kekuasaannya. Fenomena inilah yang melahirkan perubahan perilaku kekuasaan pemimpin,” pungkasnya.(ant/lgn)
Load more