Jakarta, tvOnenews.com - Masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemerintahan Indonesia hampir mencapai 10 tahun dan akan berakhir pada Oktober 2024.
Setelah itu, tongkat estafet kepemimpinan akan diberikan kepada pemenang Pemilihan Umum 2024, yaitu Prabowo Subianto.
Dalam kurun waktu tersebut, Jokowi dan pemerintahannya menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pandemi COVID-19, hingga ketegangan geopolitik dan tantangan ekonomi global.
Merefleksi 10 tahun kinerja Jokowi, Indonesia berhasil bertahan dari berbagai situasi sulit seperti krisis COVID-19, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, inflasi tinggi, hingga kenaikan suku bunga global.
Dalam pidato di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI pada 16 Agustus 2024, Jokowi menegaskan bahwa meski diterpa berbagai ketidakpastian, Indonesia tetap stabil secara politik dan ekonomi, serta berhasil tumbuh secara berkelanjutan.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang 3,4%," ujar Jokowi dalam pidatonya.
Indonesia juga pulih dengan cepat dari pandemi COVID-19, menunjukkan kemampuan dalam mengelola krisis dibandingkan dengan banyak negara lain yang masih berjuang keluar dari krisis ekonomi pasca-pandemi.
Hal ini dibuktikan dengan kebijakan fiskal yang tepat dan rendahnya angka kematian per kapita di Indonesia.
"Negara-negara lain sekarang masih berjuang untuk bisa keluar dari krisis ekonomi akibat COVID-19. Dampaknya terhadap pertumbuhan, inflasi, pengangguran, dan lapangan kerja masih sangat terasa," kata Jokowi saat berbicara di hadapan Pejabat TNI dan Polri, 12 September 2024 di Ibu Kota Negara (IKN).
Keberhasilan dalam menangani krisis COVID-19 membuat Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil bangkit dengan cepat.
Kinerja Jokowi menggunakan pendekatan 'Gas dan Rem' menjadi strategi utama untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi.
Di satu sisi, pembatasan ketat saat itu tetap diberlakukan saat dibutuhkan, tetapi di sisi lain, ada pelonggaran untuk menjaga aktivitas ekonomi tetap berjalan.
Strategi Gas dan Rem Jokowi berfokus pada tiga hal utama, yakni stimulus ekonomi untuk menjaga lapangan kerja, perlindungan sosial, dan penanganan kesehatan yang efektif untuk mengurangi korban.
Hasilnya, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif meskipun terkena dampak pandemi.
Sebuah riset dari WHO pada 2024, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat kematian yang rendah dan berhasil menghindari resesi yang lebih parah.
Hal ini juga berkat kekuatan adaptasi masyarakat yang tangguh. Pada tahun 2020, ekonomi Indonesia sempat mengalami kontraksi -2,07%, namun pada 2021, Indonesia berhasil kembali tumbuh sebesar 3,69%, lebih cepat dibanding banyak negara lain yang masih terjebak dalam krisis.
Pertumbuhan positif terus berlanjut, dengan ekonomi tumbuh 5,31% pada 2022, dan tetap stabil di kisaran 5% hingga sekarang.
Program dan kebijakan pemerintah, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), turut berperan penting dalam mendukung pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan sektor swasta, membantu Indonesia bangkit lebih cepat.
Gotong royong serta resiliensi masyarakat dan tenaga kesehatan yang tangguh, memainkan peran krusial dalam melewati pandemi COVID-19.
Bahu membahu itu dilakukan melalui berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari sosial, kesehatan, hingga ekonomi dan keberlanjutan bisnis, melalui berbagai program, kebijakan, dan bantuan.
Upaya ini berjalan dengan sinergi dan kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan sektor swasta.
Sejak pandemi COVID-19 melanda, pemerintah Indonesia meluncurkan berbagai stimulus, termasuk relaksasi pajak dan kebijakan restrukturisasi kredit.
UMKM diberikan kelonggaran pembayaran angsuran dan subsidi bunga untuk meringankan beban selama pandemi.
Stimulus restrukturisasi kredit, yang berjalan dari 2020 hingga Maret 2024, telah mencapai Rp830,2 triliun, dengan 75% penerima adalah pelaku UMKM.
Dukungan kebijakan pemerintah serta sinergi antara berbagai pihak juga menjadi faktor kunci dalam menyelamatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat Indonesia.
Keberhasilan Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 menjadi bukti kekuatan kolaborasi dan kepemimpinan yang tepat.
Dengan strategi Gas dan Rem, Jokowi mampu menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, sehingga Indonesia mampu pulih lebih cepat dari krisis global ini.
Pencapaian kinerja Jokowi ini patut menjadi pembelajaran bagi pemerintahan selanjutnya. Bahwa sinergi kebijakan yang tepat, dukungan sosial, dan kekuatan masyarakat sangat penting dalam menghadapi situasi darurat. (rpi)
Load more