Saat pandemi melanda dunia pada Maret 2020, Indonesia berjuang keras untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Meskipun ekonomi mengalami kontraksi -2,07% pada 2020, Indonesia berhasil bangkit pada 2021 dengan pertumbuhan 3,69%, sementara negara-negara lain masih terjebak dalam kontraksi ekonomi.
Pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat lebih jauh, mencapai 5,31%, dan hingga sekarang stabil di kisaran 5%. Keberhasilan ini menjadikan Indonesia salah satu negara yang berhasil pulih lebih cepat dari krisis akibat COVID-19.
Resiliensi dan strategi Jokowi dengan cara Gas dan Rem menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan ekonomi. Saat dibutuhkan, pembatasan ketat diberlakukan, namun pelonggaran dilakukan secara hati-hati agar ekonomi tetap berjalan. Jokowi juga menekankan tiga fokus utama: stimulus ekonomi untuk menjaga lapangan kerja, perlindungan sosial, dan penanganan kesehatan yang efektif.
Pemerintah Indonesia meluncurkan berbagai program untuk menopang kehidupan masyarakat selama pandemi. Kebijakan ini mencakup bantuan langsung, program kesehatan, dan dukungan bagi dunia usaha. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat, memainkan peran besar dalam proses pemulihan.
Indonesia berhasil pulih dengan cepat, bahkan sebelum WHO mencabut status darurat COVID-19 pada Mei 2023. Keberhasilan ini tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh ketangguhan masyarakat dan budaya gotong-royong yang kuat.
Riset WHO tahun 2024 menunjukkan bahwa Indonesia mencatat tingkat kematian yang rendah dan mampu menghindari resesi yang lebih dalam. Faktor utama di balik keberhasilan ini adalah daya tahan masyarakat, dedikasi tenaga kesehatan, dan semangat kolaborasi di antara berbagai elemen bangsa.
Selama pandemi COVID-19, pemerintahan Jokowi membangun berbagai pilar transformasi kesehatan untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia. Pilar-pilar ini mencakup transformasi layanan primer, rujukan, sistem kesehatan, pembiayaan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan teknologi kesehatan. Setiap pilar mengalami perubahan signifikan dari kondisi sebelum pandemi hingga langkah-langkah perbaikan yang dilakukan setelahnya.
Load more