"Mungkin kampus musik, kampus film, kampus kuliner, kampus digital. Tapi kalau hanya kampus tanpa hunian kan teorinya berulang. Terjadi kemacetan orang datang ke sini, maka kita telaah ada beberapa lahan kosong, bisa dibuat hunian, sehingga orang tinggalnya di sini, ngampusnya di sini, ngafenya di sini, di tengah jalan sini di alun-alun, dan sebagainya," tandas dia.
Politikus Partai Golkar itu berharap dalam lima tahun ke depan kawasan Kota Tua hidup seperti Kota Eropa yang memiliki banyak pepohonan untuk mengurangi polusi dan menciptakan keteduhan.
"Masih belum ramai lah kira-kira begitu dan masih banyak kendala-kendala yang sifatnya sosial ya. Pedagang kaki lima mungkin yang belum teratur, parkir yang mahal oleh orang-orang yang tidak semestinya. Bangunan kosong yang dan lain sebagainya," tandas dia. (agr/dpi)
Load more