"Namun, jika ada harapan di dalam neraka ini, itu adalah UNRWA," lanjutnya.
Badan tersebut menghadapi tantangan besar di tingkat operasional dan politik, menurut Guterres, yang mengatakan bahwa 222 rekan UNRWA telah tewas, banyak di antaranya bersama seluruh keluarga mereka, beberapa saat sedang bertugas dan ini merupakan jumlah korban tewas tertinggi dalam sejarah PBB.
Guterres menyoroti "kampanye (militer) dari Israel yang mendiskreditkan pekerjaan penyelamatan jiwa yang dilakukan UNRWA, serta mencatat keputusan parlemen Israel, Knesset, yang mengklasifikasikan UNRWA sebagai organisasi teroris.
"Di tengah kondisi bencana ini, UNRWA tetap bertahan," ungkapnya.
Kepala PBB itu menyatakan keyakinan penuh pada komitmen berkelanjutan UNRWA untuk menjunjung prinsip-prinsip kemanusiaan seperti netralitas, ketidakberpihakan, dan kemanusiaan serta untuk melaksanakan rekomendasi dari Tinjauan Independen oleh Catherine Colonna.
Dia mengatakan negara-negara anggota PBB juga menunjukkan kepercayaan yang sama terhadap badan tersebut.
"Hampir semua donor telah membatalkan penangguhan pendanaan mereka," ucap Antonio Guterres.
Load more