Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa sepertiga dari APBN dialokasikan untuk transfer ke daerah.
Dalam dua tahun terakhir, APBN rata-rata melebihi Rp3.000 triliun, dan sepertiganya setara dengan sekitar Rp1.000 triliun.
"Sayangnya, daerah justru tidak membelanjakan dana tersebut, sehingga mereka malah menjadi semacam penghambat dan mengurangi efektivitas kebijakan fiskal countercyclical," tambahnya.
Selain masalah sinkronisasi fiskal, Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya harmonisasi kebijakan antara pusat dan daerah, agar proyek-proyek pembangunan tidak tumpang tindih.
"Jangan sampai pemerintah pusat membangun jalan ke satu arah, sementara pemerintah daerah membangun jalan ke arah lain, jadi tidak terhubung," kata Sri Mulyani.
Ia juga menyinggung banyak proyek infrastruktur yang gagal berfungsi optimal karena kurangnya kajian awal.
Hal ini menyebabkan banyak proyek mubazir, seperti pembangunan irigasi yang bendungannya dibangun di satu lokasi, tetapi lahan sawah dan jaringan irigasinya berada di tempat lain.
Load more