Jakarta, tvOnenews.com - Akses terhadap air bersih merupakan masalah serius yang dihadapi banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah terpencil akibat kurangnya infrastruktur hingga berdampak ribuan penduduk harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut.
Tak jarang, potret masyarakat desa terpencil acap kali harus menempuh jarak jauh dengan medan yang sulit, dan menghabiskan waktu berjam-jam demi mendapati air bersih.
Hal ini dirasakan oleh 2.505 jiwa dari 760 keluarga di Desa Tunabesi, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penduduk harus menempuh jarak jauh dan medan yang sulit, seringkali berjalan sejauh 2-3 kilometer dan menghabiskan waktu 3-4 jam untuk mengambil air.
“Kami harus pergi ambil air jam 4 pagi, itu pun masih harus mengantri. Siapa yang pergi duluan, berarti timba duluan,” cerita Mama Yovita selaku warga Desa Tunabesi, ajkarta, Minggu (29/9/2024).
Warga juga menambahkan bahwa alternatif membeli air dari tangki pun tidak terjangkau bagi mayoritas warga. Dengan harga Rp250.000 untuk 5.000 liter dan pendapatan bulanan sekitar Rp300.000, banyak keluarga terpaksa berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih.
Studi WASH oleh UTS-ISF, UI, dan UNICEF pada 2021 menunjukkan bahwa kurangnya air bersih mengakibatkan banyak rumah tangga tanpa akses sanitasi dasar, yang berdampak pada masalah kesehatan serius.
Hal ini juga meningkatkan risiko malnutrisi dan stunting, dengan 77 anak di Desa Tunabesi mengalami stunting pada 2022, yang merupakan angka tertinggi di Kabupaten Malaka.
Namun, sejak 6 September 2024, akses air bersih semakin terjangkau bagi warga usai adanya kolaborasi antara masyarakat Desa Tunabesi, Solar Chapter, dan Central Park Neo Soho Group.
Keterlibatan pemerintah desa dalam usaha dan pendanaan diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas air bersih yang dibangun, sehingga proyek ini berkelanjutan untuk generasi mendatang.
“Sangat terharu, kerinduan masyarakat akan air bersih sejak lama, tadi saya lihat masyarakat menyambut air dengan penuh suka cita, sangat bangga,” ucap Fransiskus Mollo, Kepala Desa Tunabesi.
Sementara, Founder dan Executive Director Solar Chapter, Mustika Wijaya mengatakan sistem pompa air dapat mendistribusikan 58.000 liter untuk 1.925 warga, ditenagai oleh 18 panel surya dengan total output 9.900 watt-peak.
Energi terbarukan menjadi tulang punggung proyek ini, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung pengurangan emisi karbon.
Solusi ini juga menciptakan desa mandiri energi, selain menyediakan air bersih, proyek ini memberikan pengetahuan tentang perawatan panel surya kepada teknisi lokal di Komite Air.
Beberapa warga ditunjuk sebagai anggota komite dan melakukan iuran bulanan untuk insentif dan perawatan fasilitas air.
“Kolaborasi antara masyarakat desa, organisasi non-profit, dan sektor swasta seperti Central Park Neo Soho Group merupakan kunci dalam menghadirkan solusi air bersih berkelanjutan melalui pompa air tenaga surya. Ini adalah langkah nyata dalam mengatasi krisis air bersih yang dihadapi desa-desa di Indonesia dan menjadi model yang dapat direplikasi kedepannya,” kata Mustika.
Sementara Asst. Customer Relation Manager, Firdianto Agus Putra berharap adanya air bersih bagi warga desa dapat berdampak akan peningkatan produkstivitas.
“Kami berharap dengan adanya akses air bersih ini dapat membantu meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan seluruh warga Tunabesi karena mereka dapat menghemat waktu dan tenaga dalam mendapatkan akses air bersih,” ucap Firdianto. (raa)
Load more