Prediksi Asing soal Nasib RI di Tangan Prabowo, Singgung Geopolitik Asia Tenggara

Jakarta, tvOnenews.com - Setelah pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia 2024-2029, perhatian dunia pun tertuju pada masa depan Indonesia. 

Think tank terkemuka dari Inggris dan Amerika Serikat seperti Chatham House dan Brookings Institute mulai merilis analisis yang mendalam soal itu.

Direktur Asia-Pasifik Chatham House, Ben Bland, dalam analisisnya bertajuk "Continuity Prabowo Means Change for Indonesia," mennyampaikan, meski didukung oleh Jokowi, Prabowo kemungkinan besar tidak akan menjadi "proksi" sang presiden sebelumnya. 

Menurutnya, Prabowo akan memerintah dengan caranya sendiri, terlebih setelah membentuk aliansi tak terduga dengan Jokowi untuk mengamankan kursi kepresidenan.

Ben juga menyoroti pentingnya peran Indonesia di Asia Tenggara, terutama di tengah persaingan AS-China, mengingat posisi strategis dan pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai bagian dari G20. 

Di mana diketahui, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, kepemimpinan Prabowo menjadi krusial.

Di sisi lain, dari AS, media Foreign Policy (FP) memprediksi gaya kepemimpinan Prabowo, mulai dari kebijakan ekonominya yang populis hingga posisinya di panggung internasional. 

FP menyebut Prabowo akan melanjutkan agenda Jokowi, termasuk kebijakan anti-deforestasi terhadap Eropa. 

Bahkan, dari sisi geopolitik, Prabowo diyakini akan bersikap independen, mirip dengan presiden ke-2 RI, Soeharto, terutama dalam menghadapi rivalitas negara-negara besar.

Sementara itu, Brookings Institute menyoroti tantangan terbesar Prabowo dalam melanjutkan program kunci Jokowi, seperti hilirisasi mineral dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Prabowo juga diperkirakan akan menghadapi hambatan dalam upaya pemberantasan korupsi, yang penting untuk menjaga iklim investasi.

Kesimpulannya, meskipun dukungan publik terhadap Jokowi tetap tinggi, masa depan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo akan membawa perubahan signifikan yang tak hanya memengaruhi Indonesia, tetapi juga geopolitik Asia Tenggara. (aag)