Jakarta, tvOnenews.com – Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar melakoni pertemuan dengan sejumlah komunitas pemuda dan aktivis di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Billy maupun sejumlah komunitas tersebut bertukar pikiran dalam membahas bidang pendidikan di tanah Billy Mambrasar air.
Pertemuan antara kedua belah pihak yang membahas tentang bidang pendidikan itu berlangsung di Kompleks Istana Negara, Jakarta.
“Sebagai Staf Khusus Presiden yang salah satu fokus tugasnya adalah di sektor pendidikan, saya menyambut hangat teman-teman aktivis lintas komunitas yang hadir hari ini. Saya selalu tekankan di berbagai kesempatan, anak muda bukan saja obyek, tetapi harus jadi subjek kebijakan publik. Bukan saja target, tetapi aktor Pembangunan,” kata Billy dalam keterangnnya, Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Billy menuturkan forum yang berlangsung seperti pertemuan dengan sejumlah komunitas pemuda ini sangat dibutuhkan dalam menyongsong masa depan bidang pendidikan yang lebih mumpuni.
Sebab, kata Billy, melaljui forum seperti ini dapat menghasilkan sejumlah gagasan hingga solusi yang berdampak bagi bidang pendidikan di Indoensia.
“Oleh sebab itu, saya senang sekali dapat menerima dan memfasilitasi teman-teman hari ini. Forum-forum seperti ini merupakan satu dari banyak langkah konkret yang dapat dan akan kita kerjakan bersama untuk menjawab tantangan kesenjangan akses pendidikan di Indonesia. Tidak boleh ada satu orang pun yang tertinggal. No one left behind, sebagaimana semangat SDGs atau keberlanjutan,” katanya.
Di sisi lain Billy pun tak segang memuji sikap para ;pemuda yang menunjukan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Menurutnya peran aktif pemuda sangat dibutuhkan negara dan pemerintahnya dalam kemajuan bidang pendidikan mengingat tantangan ke depan yang akan hadapi.
"Para pemuda ini adalah motor perubahan. Mereka harus berani terlibat dalam pembuatan kebijakan, dan saya yakin melalui kontribusi mereka, kita dapat mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di Indonesia," tutup Billy.
Tak hanya itu, Billy turut berkomitmen untuk membawa seluruh rekomendasi yang telah disampaikan dalam audiensi ini ke tingkat yang lebih tinggi agar suara pemuda didengar dan diimplementasikan dalam kebijakan pemerintah.
Adapun dalam diskusi tersebut terdapat isu startegis yang disorot meliputi kesenjangan infrastruktur pendidikan, kesejahteraan guru, serta sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Sementara itu, Co-Founder Youth On Policy, Yogi Syahputra turut menyoroti relevansi UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
"UU ini sudah tidak mampu menjawab tantangan pendidikan tinggi Indonesia. Komersialisasi perguruan tinggi, kegagalan target World Class University (WCU), serta rendahnya aksesibilitas perguruan tinggi adalah isu besar yang harus segera diatasi," ujar Yogi.
Selain itu, Co-Founder Bekasi Ambil Peran, Bayu Satria Utomo turut menyorot kelangsungan sistem zonasi PPDB yang belakangan kerap menimbulkan masalah.
Paslanya, ia menilai penerapan sistem zonasi PPDB dianggap tak setara mengingat tolak ukur seorang pelajar diterima dengan jarak rumah yang berdampak merugikan.
“Sistem zonasi yang ada saat ini cenderung merugikan siswa dari daerah yang minim fasilitas pendidikan. Perlu ada reformasi dalam penerapan zonasi agar lebih mengakomodasi kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang,” kata Bayu. (raa)
Load more