Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan jurus jitu miliknya mengatasi penurunan daya beli masyarakat.
Dia menjelaskan perlu bantuan lewat Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mengatasi masalah penurunan daya beli masyarakat.
"Daya beli masyarakat tentu kita jaga dengan beberapa program bantuan ekonomi PKH, kemudian bantuan pangan beras masih berjalan setiap dua bulan," jelas dia, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Selain itu, pemerintah juga melakukan monitoring jaminan kehilangan pekerjaan.
"Juga jaminan kehilangan pekerjaan yang ternyata yang teregister melalui naker juga mengakses BPJS Ketenagakerjaan jumlahnya terlalu rendah, nah ini kita akan perbaiki," tuturnya.
"Juga bagaimana cara mendapatkannya karena kalau jumlahnya rendah anggaran yang sudah disiapkan sebesar Rp1,3 triliun untuk menjadi bantalan mereka yang terkena PHK mereka tidak nikmati," sambung dia.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, membantah tren deflasi selama lima bulan berturut-turut mengindikasikan pelemahan daya beli masyarakat.
Menurutnya, deflasi terjadi pada komponen harga bergejolak. Sementara pelemahan daya beli seharusnya terefleksi pada komponen inflasi inti yang masih terjadi hingga September 2024.
“Inflasi inti itu yang mengindikasikan daya beli, bukan harga berjolak atau harga diatur pemerintah,” kata Susiwijono, Rabu (2/10/2024).
Meski begitu, Susiwijono mengakui tren deflasi selama lima bulan belakangan menjadi alarm peringatan. Pemerintah akan menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi tren tersebut.
Tren deflasi telah berlangsung sejak Mei 2024, dengan rincian deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, 0,03 persen pada Agustus, dan 0,12 persen pada September. (agr/aag)
Load more