Jakarta, tvOnenews.com - Seusai video syur guru mesum Gorontalo, DH (57) viral di media sosial. Kini korban yang merupakan murid dari guru mesum itu, PPT (16) tidak masuk-masuk sekolah.
Menurut kabar yang beredar, murid tersebut sudah dikeluarkan pihak sekolah. Namun, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Gorontalo, RB membantah hal itu.
Ia juga membernarkan, bahwa PPT dari awal video itu viral, sampai dengan saat ini dia tidak masuk sekolah. Tetapi, ia akui, dirinya tidak pernah mengeluarkan siswa itu.
"Tidak ada batal-batal, tidak pernah dikeluarkan," bebernya, Selasa (1/10/2024).
"Tidak benar berita itu, bahwa saya mengeluarkan siswa. Itu informasinya dari mana? Ini mungkin ada (pernyataan) saya yang dipotong, tapi saya tidak pernah mengeluarkan siswa," tegasnya.
Di samping itu, ia meminta kepada pihak lain untuk mengecek kebenaran soal isu tersebut.
"Boleh dicek, sampai saat ini siswi itu masih terdaftar sebagai siswa kami. Saya tidak pernah keluarkan statement seperti itu," ujarnya.
Kemudian, RB menjelaskan, pihak sekolah masih membahas proses belajar mengajar untuk siswi korban video syur tersebut.
"Ini (proses belajarnya) sementara kita upayakan. Kita kerjasama dengan PPA dan lain sebagainya, tapi sampai saat ini dia masih siswa," jelasnya.
Dengan begitu, RB berharap kejadian serupa tidak terulang. Bahkan, dia meminta guru terkhusus di sekolahnya supaya bekerja sesuai tupoksi.
"Sebagai guru bekerja sebaik-baiknya, dan sebagai murid belajar sebaik-baiknya," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, buntut viralnya video guru mesum setubuhi murid di Gorontalo, atau kasus guru yang menggauli murid, membuat sebagian orangtua takut hal serupa menimpa anaknya.
Lantas, bagaimana orang tua bisa hindari anaknya dari sexual grooming, seperti yang menimpa murid di Gorontalo.
Dalam persoalan ini, Psikolog Klinis, Meity Arianty menyampaikan, bahwa apa yang dilakukan pelaku masuk dalam kategori sexual grooming.
Ini dapat terlihat seperti hubungan yang erat, di mana ada antara orang dewasa dan anak sehingga jika disebut Child grooming.
Kendati demikian, Meity juga memberi tips atau cara kepada orangtua, agar anaknya tidak menjadi korban sexual grooming.
Dilansir dari Okezone pada hari Jumat (4/10/2024), Meity menyebutkan, bahwa ada beberapa cara untuk menghindarinya.
Pertama, memberikan edukasi seks kepada setiap anak dan remaja.
Karena menurutnya, dengan begitu mereka tahu mana hal-hal yang harus dijaga dalam tubuhnya.
"Terus juga diberikan pemahaman dan cara bagaimana menghindari orang dewasa yang memberikan tanda-tanda yang memiliki niat melakukan perbuatan yang mengarah ke seksual," bebernya.
Kemudian juga bekali anak atau remaja cara mencegah sebelum menghindar dari orang dewasa yang dirasa memiliki niat ke arah secara seksual.
Penting mengajarkan remaja untuk menceritakan apa yang dialami kepada orang dipercaya, baik sahabat,teman atau keluarga.
"Jadi jika bertemu atau berinteraksi dengan orang dewasa yang ingin memanfaatkan, ada orang lain yang mengetahui sehingga dapat memberikan saran atau membantu jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan," beber Meity. (aag)
Load more