Jakarta, tvOnenews.com - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mencuri perhatian publik setelah video viral menampilkan mahasiswi mengenakan baju batik model crop top di lingkungan kampus.
Unggahan tersebut menuai kritik pedas dari netizen yang menganggap busana tersebut kurang pantas.
Video yang diunggah melalui akun Instagram resmi UGM @ugm.yogyakarta itu dibuat dalam rangka memperingati Hari Batik pada 2 Oktober 2024.
Dalam video, para mahasiswa memamerkan baju batik dengan beragam motif khas.
Namun, dua mahasiswi yang mengenakan crop top dan rok span mencuri perhatian, mengundang reaksi negatif dari warganet.
Sebagian Netizen pun fokus pada pakaian salah satu mahasiswi yang mengenakan crop top, memperlihatkan sebagian perutnya.
Menurut mereka, busana tersebut tidak sesuai dengan etika berpakaian di kampus yang dianggap sebagai lingkungan formal dan tempat menimba ilmu.
Dari pantauan tvonenews.com, video tersebut kini telah dihapus dari akun resmi Instagram UGM.
Namun, diskusi panas terus berlanjut di media sosial setelah tangkapan layar dari video itu diunggah ulang oleh akun X @tanyarl, memicu perdebatan tentang standar moral di kampus.
"Saya heran, kenapa harus samakan standar moral kampus yang berbeda? Setiap kampus punya aturan masing-masing," tulis salah satu netizen dalam cuitannya, yang kemudian viral dengan lebih dari 2 juta tampilan dan ribuan komentar.
Kemudian, sebagian besar netizen mengkritik pemilihan pakaian crop top di kampus, sementara lainnya membela kebebasan berekspresi dalam berpakaian.
Muncul pula perdebatan mengenai pentingnya menjaga etika berpakaian di lingkungan akademis.
"Ini kampus, tempat belajar, bukan fashion show. Memakai crop top di kampus negeri? Agak kurang pantas sih," tulis seorang pengguna.
Selanjutnya, beberapa netizen menyindir bahwa para mahasiswi hanya mencari perhatian dengan busana mereka.
"Haus validasi banget nih," kata seorang netizen dengan nada sarkas.
Perdebatan seputar etika berpakaian di kampus ini pun terus memanas, mengingat standar berpakaian dan moralitas seringkali menjadi isu yang sensitif di ranah publik. (aag)
Load more