Jakarta, tvOnenews.com - Dua saksi mata ini lihat langsung gelagat misterius mahasiswa Universitas Tarumanegara (Untar), Jakarta Barat yang loncat dari lantai 4 gedung kampus pada Jumat (4/10/2024) lalu.
Polisi pun masih menyelidiki penyebab tewasnya mahasiswa tersebut yang jasadnya ditemukan pada Sabtu (5/10/2024) pagi.
Kapolsek Grogol Petamburan Kompol Reza Hafiz Gumilang mengatakan saat ini pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi.
“Saksi dua security,” kata Reza, saat dihubungi, pada Minggu (6/10/2024).
Reza belum menjelaskan secara detail mengenai hasil pemeriksaan.
Namun, dalam insiden ini, dua sekuriti yang menjadi saksi merupakan orang yang melihat langsung kejadian.
“Yang melihat langsung kejadian,” jelas Reza.
Reza mengatakan pihak keluarga belum dapat dimintai keterang lebih lanjut. Sebab, saat ini suasananya masih berkabung.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait penyebab tewasnya korban.
“Masih kami dalami semua. Masih dalam tahap penyelidikan. Keluarga belum dimintai keterangan karena masih berkabung,” terangnya.
Disclaimer:
Peringatan (trigger warning): Artikel ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca.
Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Grogol Petamburan AKP Aprino menyebut mahasiswa Untar yang tewas diduga bunuh diri mengalami luka parah di bagian kepala.
Dari hasil pemeriksaan awalnya, Aprino menduga korban mengalami tekanan mental. Sebab, mahasiswa Untar itu teramati CCTV sedang sendirian cukup lama.
“Kami sudah memeriksa rekaman CCTV dari pagi hingga malam di lokasi kejadian. Dari hasil pengamatan tampak korban berada sendirian saat kejadian,” kata Aprino, Sabtu (5/10/2024) dikutip dari viva.co.id.
Aprino menyebut pihaknya mendapati catatan korban yang ditulis dalam bahasa Mandarin.
“Kami tidak menemukan surat atau catatan yang mengindikasikan niat bunuh diri. Meskipun demikian, kami menemukan catatan di buku milik korban yang menggunakan bahasa Mandarin. Isinya tampak seperti curahan hati meskipun tidak secara langsung menyatakan niat untuk mengakhiri hidup,” ucaonya.
Polisi lantas berkoordinasi dengan pihak kampus dan teman-teman korban, tapi mereka menyebut belum mengetahui secara pasti penyebab tekanan yang dialami oleh korban.
“Tidak ada indikasi dari keterangan teman-temannya atau pihak kampus yang menunjukkan adanya masalah serius. Korban tampaknya menyimpan banyak beban emosional, namun tidak ada yang dapat menjelaskan lebih lanjut tentang hal itu,” terangnya.
Sementara itu, pihak kampus membantah desas-desus di media sosial yang menyebutkan korban diduga bunuh diri gara-gara skripsi.
Sebab, mahasiswa Untar ini masih semester 1 atau belum skripsi.
"Info tersebut tidak betul ya," ujar Kahumas Untar Paula T. Anggarina. (ars/nsi)
Load more