Kemudian Fauzan mengungkapkan bahwa kondisinya saat ini hanya hakim yang diberikan asuransi. Sementara itu untuk para hakim yang memiliki istri dan anaknya dan mereka ditugaskan di luar daerah, tidak mendapatkan BPJS kesehatan.
“Jaminan kesehatan saat ini hakim saja yang dicover oleh asuransi. Sedangkan kami ke daerah, mayoritas kami tinggal di Aceh, ditugaskan ke Sulawesi, Makassar, Papua, bawa anak istri tidak dicover. Dari 12 tahun yang lalu untuk anak dan istri tidak dapat,” ucap Fauzan.
Selain itu dengan suara yang terbata-bata penuh emosional, Fauzan juga mengungkapkan kondisi para hakim di luar banyak yang menyerah. Hal ini dikarenakan para hakim yang tinggal di kos dan bertemu dengan keluarga tiga bulan sekali. Hingga ada yang perlu minum obat penenang.
“Sudah banyak rekan kami yang menyerah, hakim tinggal di kos kasurnya tipis, tiga bulan sekali bertemu dengan anak istri. Ada banyak teman-teman kami yang harus mengkonsumsi obat-obat penenang. Rekan kami juga banyak yang meninggal di kos-kosan yang mulia,” jelas Fauzan.
Kemudian dengan melihat adanya kondisi tersebut, Fauzan meminta agar empat tuntutannya yang disampaikan didengar.
“Kami yakin suara saya tidak bisa mewakili semua, tapi tolong yang mulia berikan kesempatan kepada hakim-hakim yang diruangan ini dan juga rekan hakim yang hadir ke Jakarta untuk menyuarakan. Mohon maaf jika saya sedikit emosional, semoga pesan ini mampu didengar orang tua kami dan pimpinan kami,” ungkapnya. (ars/iwh)
Load more