Selama tersesat dirinya hanya mengikuti burung dengan harapan bisa menemukan jalan keluar dari hutan.
"Kalau makan mungkin dari roti yang kemarin saya bawa itu masih bisa dimakan tapi harus diirit-irit karena enggak tahu berapa lama kita di sana. Jadi memang harus bertahan hidup gitu caranya. Lalu ikuti petunjuk burung. Sebenarnya agak ragu awalnya. Kita enggak tahu burungnya apa baik atau enggak. Dia naik saya naik, dia turun saya turun, sampai di tengah saya mulai berhenti istirahat," terangnya.
Ibu Naomi, Dwi Ningsih Veronica, menambahkan dirinya sempat kaget saat mendengar anaknya hilang di Gunung Slamet. Dia langsung berangkat ke Purbalingga usai menerima kabar itu.
“Saya plong sekali ketika ada kabar dia ketemu. Hati saya yang berceceran saya kumpulin lagi. Tapi enggak boleh lagi naik gunung. Enggak boleh lagi. Aku enggak sanggup," ujar Dwi. (dcz/nsi)
Load more