Jakarta, tvOnenews.com - Kemacetan dan transportasi publik kota Jakarta selalu menarik untuk dibahas, terutama kaitannya dengan para pemimpin Jakarta yang sedari dulu berusaha memperbaiki masalah ini.
Dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa, Jakarta sering kali dianggap sebagai simbol kemajuan Indonesia, tetapi juga menjadi representasi nyata dari masalah transportasi perkotaan yang rumit.
Tidak hanya infrastruktur jalan, dan aturan, tetapi konsep pendekatan yang tepat dapat menjadi solusi untuk kemacetan Jakarta.
Oki Earlivan, University of Oxford, Said Business School dan Dosen di BPP University, London, mengungkapkan kemacetan di Jakarta bukan hanya soal jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.
"Masalah ini berkaitan urbanisasi yang cepat, kurangnya sistem transportasi umum yang memadai, ketergantungan pada kendaraan pribadi, serta perencanaan kota yang tidak terintegrasi dengan baik. Ditambah lagi dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Jakarta menjadi magnet bagi urbanisasi, memicu ledakan populasi dan memperparah masalah transportasi," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (10/10/2024).
Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai solusi telah diusulkan oleh pemerintah daerah dan pusat, termasuk pembangunan jalan tol, flyover, serta underpass.
Namun, sebagian besar dari solusi tersebut hanya memberikan dampak sementara, dan dalam jangka panjang, kemacetan tetap menjadi persoalan yang belum terselesaikan.
Terlebih dalam debat publik pertama Pilkada Jakarta kemarin, beberapa calon gubernur (cagub) kerap menawarkan berbagai solusi yang sebenarnya sudah sering kita dengar; perluasan infrastruktur jalan, MRT, LRT, dan lain sebagainya.
Namun, yang masyarakat inginkan adalah adanya inovasi dengan pendekatan yang segar, sehingga masyarakat yakin bahwa setidaknya akan ada rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang akan dilakukan oleh gubernur yang akan datang. Berikut rangkuman langkah Cagub Ridwan Kamil dalam mencegah kemacetan di Jakarta, antara lain:
Load more