Abdul menambahkan, pengamatan satelit menjadi penting untuk membantu ketika ada masalah komunikasi antara satelit aktif dan stasiun pengendali di bumi, terutama dalam situasi tak terduga.
Abdul juga menyebutkan bahwa teknik pengamatan seperti astrometri, fotometri, dan spektroskopi telah lama digunakan dalam dunia astronomi dan kini diaplikasikan untuk memantau satelit serta sampah antariksa.
Menurutnya, teleskop untuk pengamatan satelit harus memiliki slewing rate yang tinggi karena satelit dan sampah antariksa bergerak jauh lebih cepat dibandingkan bintang.
Para peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN telah mulai memantau satelit sejak 2022, baik melalui astrometri untuk memperbaiki orbit satelit maupun fotometri guna menganalisis kecerlangan dan karakteristik satelit.
Abdul juga menambahkan bahwa satelit yang sudah tidak berfungsi sering kali berputar (tumbling) dan menjadi sampah antariksa. Pemahaman mengenai karakteristik ini penting dalam upaya mitigasi dampak sampah antariksa.
Teleskop raksasa ini diharapkan menjadi alat penting dalam menjaga keselamatan satelit aktif dan membantu penanganan sampah antariksa yang semakin menjadi perhatian dunia. (aag)
Load more