Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta ibu hamil agar melakukan pemeriksaan gula darah berkala jelang kelahiran bayi.
Wakil Meneteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menuturkan hal itu mesti dilakukan sebagai bentuk pencegahan makrosomia atau kondisi bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4 kilogram.
Dante mengatakan, ibu yang melahirkan anak dengan bobot lebih dari 4 kilogram dapat dicurigai menderita diabetes yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Kondisi ini tidak hanya membahayakan ibu, melainkan juga membahayakan anak yang dilahirkan.
“Salah satu risiko dan tanda diabetes yang tidak diketahui terutama pada ibu-ibu hamil adalah kalau melahirkan anaknya lebih dari 4 kilogram (makrosomia). Kalau anak yang lahir lebih dari 4 kilogram, jangan-jangan dia waktu hamil ini diabetes. Nah itu (gula darahnya) mesti dikontrol,” kata Dante dalam siaran daring Kemenkes di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Dante menjelaskan ibu hamil dengan diabetes, sirkulasi kalori yang masuk ke janin melalui plasenta akan lebih banyak.
Akibatnya, pertumbuhan janin menjadi lebih cepat dan berukuran lebih besar dibandingkan bayi kebanyakan.
"Apabila janin telanjur dalam kondisi makrosomia, sang ibu kemungkinan besar akan menjalani persalinan dengan cara operasi caesar atau pembedahan. Bahkan, kondisi makrosomia bisa menyebabkan kematian janin yang lebih besar dibandingkan dengan janin yang tidak makrosomia," jelasnya.
Dante, yang juga merupakan dokter dengan subspesialis endokrin-metabolik-diabetes, juga mengingatkan bahwa anak yang lahir dengan makrosomia akan memiliki risiko diabetes pada kemudian hari atau pada saat sudah dewasa.
“Jadi penting sekali. Tadi sudah benar dikatakan dan diingatkan bahwa kalau ibunya diabetes, maka anak yang dalam kandungan bisa lebih besar dan punya efek kematian janin yang lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak diabetes,” kata dia.
Meskipun tidak ada gejala apa pun, Dante mengatakan bahwa skrining gula darah secara teratur penting untuk dilakukan.
Apalagi, jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang identik dengan diabetes.
Dia menyarankan, pemeriksaan gula darah itu dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
Selain skrining berkala, Dante juga mengingatkan pentingnya masyarakat untuk menjaga berat badan tetap ideal dan mengombinasikan asupan makanan dengan aktivitas fisik sehingga diabetes bisa diidentifikasi sejak awal.
Dia mengatakan, tidak semua penderita diabetes memiliki berat badan yang berlebih.
Meski demikian, orang dengan berat badan berlebih memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan tubuh kurus.
Beberapa tanda atau gejala diabetes yang harus diwaspadai yaitu polidipsia atau rasa haus berlebihan, poliuria atau sering buang air kecil, dan polifagia atau lapar berlebihan. Selain gejala tersebut, Dante mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk memastikan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak yaitu tetap harus dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
“Ingat dua angka ini, 126 dan 200. 126 mg/dL untuk pemeriksaan yang dilakukan pada saat dia puasa 8-10 jam dan 200 mg/dL kalau dia tidak puasa. Jadi ingat dua angka itu saja, 126 dan 200 untuk mengenalkan diagnosis diabetes. Angka itu batas maksimal. Kalau lebih dari itu berarti dia diabetes,” kata Dante.(ant/lgn)
Load more