Jakarta, tvOnenews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan kabar buruk terkait cuaca yang akan terjadi di sebagian besar wilayah ibu kota provinsi pada Kamis (17/10/2024).
Prakirawan BMKG Nurul Izzah Fitria menyampaikan, dimulai dari wilayah Sumatera, cuaca di Kota Padang umumnya berawan tebal, sementara di Tanjung Pinang dan Banda Aceh terdapat potensi hujan ringan.
“Kemudian di Medan terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang, dan perlu diwaspadai hujan disertai kilat dan petir bagi yang berada di wilayah Pekanbaru,” kata dia pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta.
Masih di wilayah Sumatera, cuaca di wilayah Pangkal Pinang, Lampung, dan Bengkulu umumnya berawan tebal, sedangkan Palembang diprediksi adanya udara kabur, dan perlu diwaspadai adanya hujan disertai petir di wilayah Jambi.
Beralih ke Pulau Jawa, untuk Kota Jakarta, Serang, Semarang, dan Surabaya, cuaca umumnya berawan tebal.
Sementara Kota Bandung dan Yogyakarta diprediksi cuaca umumnya berawan.
Selanjutnya beralih ke Pulau Bali serta Nusa Tenggara, cuaca diprakirakan berawan untuk wilayah Mataram, sedangkan Kupang cerah berawan, dan Denpasar berpotensi hujan dengan intensitas ringan.
Kemudian beralih ke Pulau Kalimantan, cuaca untuk Kota Banjarmasin dan Samarinda berpotensi hujan ringan, sedangkan Pontianak berpotensi terdapat asap atau kabut.
Semua warga juga diminta waspada hujan disertai petir yang berpotensi terjadi di wilayah Tanjung Selor dan Palangkaraya.
Selanjutnya beralih ke Pulau Sulawesi, untuk Kota Gorontalo dan Palu terdapat potensi cuaca hujan dengan intensitas ringan, sementara Kendari terdapat potensi asap atau kabut, dan Makassar diprakirakan berawan.
"Waspada hujan disertai petir di wilayah Mamuju dan Manado,” tuturnya.
Selanjutnya di wilayah Indonesia bagian Timur, untuk Kota Ternate, Sorong, Nabire, Manokwari berpotensi hujan dengan intensitas ringan.
"Sementara di Kota Jayawijaya, Jayapura, dan Ambon terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan," ucapnya.
Masyarakat di Kota Merauke perlu waspada adanya potensi hujan disertai petir.
Untuk suhu udara, umumnya berkisar antara 16-35 derajat Celsius dengan kelembapan udara berkisar antara 31-100 persen.
Selain itu, dilansir dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, mengungkapkan warga memasang beberapa karung berisi pasir di bagian depan rumah - tepi pantai untuk menahan gelombang laut, sehingga tidak menimbulkan dampak kerusakan yang lebih luas.
Merujuk dari hasil asesmen personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan bahwa hempasan gelombang tersebut berlangsung dua kali, yakni pagi dan sore pada Rabu (16/10/2024), bertepatan dengan kondisi air laut yang pasang.
Peristiwa hempasan gelombang laut yang menghantam pemukiman warga di kawasan Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Rabu (16/10) itu juga terekam dalam video amatir yang beredar di berbagai kanal media sosial.
Dampak dari peristiwa tersebut dilaporkan BPBD Pesisir Selatan mengakibatkan dua rumah warga rusak dan sejumlah gudang penyimpan hasil laut nelayan setempat terendam air.
Dalam laporan itu tidak menyebutkan adanya korban jiwa ataupun warga yang diungsikan.
Meski demikian BPBD meminta masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas gabungan yang telah disiagakan. Khusus bagi nelayan dianjurkan untuk tidak melaut sementara ini.
BPBD Pesisir Selatan memprakirakan peristiwa gelombang tinggi laut berpotensi masih akan berlangsung setidaknya dua hari ke depan merujuk analisa prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu, Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin di Jakarta, mengatakan bahwa fenomena Hunter Moon atau bulan purnama pada bulan Oktober, yang puncaknya jatuh pada 17 Oktober 2024 mempengaruhi gelombang pasang surut air laut di Indonesia.
Fenomena Hunter Moon tersebut membuat ukuran bulan akan terlihat lebih besar karena memiliki jarak terdekat dengan bumi pada tahun 2024 ini.
Selain itu berdasarkan analisa tim meteorologi BMKG, adanya daerah konvergensi angin yang memanjang di perairan bagian barat Sumatera Barat hingga Sumatera Utara, juga turut meningkatkan potensi terjadinya gelombang laut tinggi, pertumbuhan awan hujan, hingga perubahan pola angin di sepanjang daerah konvergensi, dengan kecepatan angin permukaan 5-46 kilometer per jam.
Load more