Lodewijk Freidrich Paulus, lebih dikenal dengan nama Lodewijk F.
Paulus, adalah tokoh militer dan politikus Indonesia yang memiliki latar belakang mengesankan.
Lahir di Manado pada 27 Juli 1957, ia meniti karier panjang dalam dunia militer sebelum beralih ke politik.
Berbekal disiplin dan dedikasi tinggi, Lodewijk menjelma menjadi sosok yang disegani di kalangan militer dan politik.
Lodewijk memulai perjalanan militernya di Akademi Militer (Akmil) Magelang dan lulus pada tahun 1981.
Seiring berjalannya waktu, ia mengikuti berbagai pendidikan militer lanjutan, baik di dalam maupun luar negeri.
Kiprahnya di TNI Angkatan Darat sangat cemerlang, terutama saat ia bergabung dengan pasukan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Lodewijk menunjukkan kepemimpinan yang tangguh dan profesionalisme dalam berbagai operasi khusus.
Puncak karier militernya tiba saat ia diangkat menjadi Komandan Jenderal Kopassus pada tahun 2009, menggantikan Pramono Edhie Wibowo.
Jabatan ini menegaskan kepercayaan dari pimpinan TNI atas kemampuannya. Lodewijk juga mendapat promosi pangkat menjadi mayor jenderal hanya dua minggu setelah serah terima jabatan tersebut.
Tidak berhenti di situ, Lodewijk terus menempati posisi strategis lainnya, termasuk sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan pada tahun 2011, di mana ia berperan dalam pengamanan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau.
Karier militernya mencapai puncak lain ketika ia dipercaya sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklat AD) pada 2013, sekaligus memimpin pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013.
Setelah 34 tahun mengabdi, Lodewijk resmi pensiun dari TNI pada 25 Juli 2015.
Namun, semangat pengabdiannya tidak berhenti di sana. karena dia segera terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar.
Setelah pensiun, Lodewijk F. Paulus memulai karier politiknya dengan bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar).
Pada 2016, ia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Lampung. Keaktifannya di partai membuatnya naik ke posisi Sekretaris Jenderal Partai Golkar.
Yusril lahir di Belitung Timur pada 5 Februari 1956, dia menyelesaikan studi sarjana di bidang filsafat di Universitas Indonesia (UI) pada 1983, kemudian melanjutkan studi hukum dan ilmu Islam di universitas yang sama.
Karier Yusril sebenarnya dimulai jauh sebelum ia terjun ke politik.
Sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Indonesia, ia dikenal karena kontribusinya sebagai penulis naskah pidato Presiden Soeharto, menghasilkan lebih dari 200 pidato selama beberapa tahun.
Load more