Dia menambahkan memang masa bakti Tim Gugus Tugas Singkronisasi Prabowo-Gibran berakhir saat Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden.
Namun karena salah satu fungsi utama tim ini adalah turut menyusun kabinet Prabowo-Gibran, ketika kemudian Prabowo Subianto meminta Sufmi Dasco Ahmad untuk mendampingi pada saat mengumumkan kabinet, tentu hal ini sangat wajar.
Sebab, ketika Prabowo membutuhkan informasi secara cepat, dengan segera Sufmi Dasco bisa memberikannya.
"Kita semua memang tahu, bahwa Refly Harun ini adalah salah satu sosok yang ketika Pilpres yang lalu, berada dikubu Anies Baswedan. Dan kita juga tahu, bahwa Anies harus kalah dalam persaingan kontestasi. Jika kemudian Refly memberikan kritik, sangat bisa dipahami karena memang berada disisi seberang Prabowo Subianto," jelasnya.
"Meski demikian, dengan background intelektual mapan yang dimiliki oleh refly, rasanya cukup tidak elok jika kemudian kritik yang diarahkan hanya yang penting kritik tanpa dibarengi dengan substansi yang memadai," sambung dia.
Dia juga mengungkapkan dalam konteks demokrasi, sejatinya kritik seperti yang dilakukan oleh Refly harun ini adalah vitamin.
Dengan catatan, jika kritik diarahkan pada hal-hal yang substansial.
Akan tetapi yang perlu digarisbawahi, jika kritik dilakukan dengan dasar ketidaksukaan atau bahkan kebencian dan didasari semangat yang penting beda, tentu akan berimplikasi terhadap lemahnya substansi kritik dan dalil argumentasi yang tidak kuat serta tidak rasional.
"Ujungnya kritik hanya akan bersifat trivial (bernilai nol/receh). Selain itu, kritik semacan ini bisa dikategorikan sebagai julid semata," tutur dia.(lkf)
Load more