Jakarta, tvOnenews.com - Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyoroti persaingan antara calon gubernur (Cagub) di Pilkada Jawa Timur, antara Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah.
Hensat, sapaan akrabnya, mengungkap perbedaan nasib yang signifikan antara Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini dengan Luluk Nur Hamidah.
Dia melihat, Khofifah dan Risma sama-sama mendapatkan dukungan yang solid dari KIM atau PDIP, berbeda dengan Luluk.
Sebab, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pengusungnya terlihat tidak kompak mendukung calonnya di Jawa Timur.
"Khofifah yang tak punya partai saja mendapatkan dukungan solid dari KIM, Risma juga dari PDI-P, nah Luluk ini sepertinya belum mendapatkan dukungan yang sama seperti dua pesaingnya dari PKB," kata Hensat, dilansir Minggu (3/11/2023).
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI menilai, Luluk seharusnya bisa menjadi pesaing ketat Khofifah dan Risma di Pilkada Jawa Timur.
Sebab, PKB sebagai parpol yang mengusung Luluk merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak pada Pileg DPR RI mau pun DPRD Jawa Timur.
Jawa Timur diketahui menyumbang 18 kursi dari total 80 kursi PKB di DPR RI. Sementara untuk DPRD Jatim, PKB merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak, yaitu sebanyak 4.517.228 suara atau 27 kursi.
"Tapi ya balik lagi, beda nasib itu sepertinya yang membuat elektabilitas Luluk tertinggal jauh di Jawa Timur," kata Hensat.
Menurut Hensat, PKB harus solid jika ingin elektabilitas Luluk bisa bersaing dengan Khofifah dan Risma.
Dia berpendapat, DPP PKB juga harus mengeluarkan arahan agar PKB Jawa Timur mantap memenangkan Luluk.
"Harusnya DPP PKB mengeluarkan aturan agar PKB Jawa Timur bisa solid mendukung Luluk, sehingga elektabilitasnya bisa bersaing dan tak serendah saat ini menurut survei-survei yang telah beredar," pungkasnya.(lgn)
Load more