“Kita kan sudah ada gambaran awalnya jadi kita sudah sampaikan dan kita juga memastikan potensi-potensinya, prioritasnya seperti apa,” ucap Rosan.
Namun Rosan mengatakan saat ini komoditas rumput laut belum memiliki bentuk usaha secara korporasi.
Sehingga Rosan Roeslani menyebutkan ini merupakan suatu tugas yang perlu diselesaikan secepatnya untuk menghasilkan nilai tambah.
“Tapi istilah kita belum dikorporasikan Karena masih sangat tersebar bagaimana kita bisa mengkorporasikan itu. Sehingga nilai tambahnya ini bisa kita jalankan secara lebih cepat,” tegasnya.
Kemudian Rosan mengebutkan saat ini untuk riset awal pemanfaatan rumput laut menjadi bioavtur dan beberapa produk lain oleh salah satu asosiasi terkait telah dikantonginya serta akan membicarakannya lebih lanjut dengan KKP.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan diversifikasi produk melalui hilirisasi industri rumput laut bisa membantu mewujudkan potensi pasar yang cukup besar di sektor tersebut.
Tak main-main, Kemenperin memperkirakan pada 2030 hasil hilirisasi rumput laut bisa mencapai 11,8 miliar dolar AS atau Rp193,7 triliun (kurs Rp16.416).
Load more