Jakarta, tvOnenews.com - Putra pertama Presiden Soerkano, Guntur Soekarnoputra meluncurkan buku yang berjudul 'Sangsaka Melilit Perut Megawati' di Puri Agung Sahid, Jakarta, Minggu (3/11/2024).
Peluncuran buku itu juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-80.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti sang adik Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Yasonna Laoly dan beberapa politisi PDIP.
Pada kesempatannya Guntur menyampaikan bahwa di dalam buku itu menceritakan terkait transisi di masa era Orde Lama ke Orde Baru. Pada saat itu, Presiden pertama Soekarno tak ditahan melainkan dikarantina di salah satu wisma.
"Jadi waktu itu waktu Bung Karno atau bapak, istilahnya bukan ditahan ya, istilah orba itu dikarantina di Wisma Yaso, bapak itu masih sempat menitipkan melalui salah satu staf pribadinya yang dipercaya untuk menitipkan bendera Sang Saka Merah Putih," kata dia.
Guntur juga menceritakan, saat itu bendera merah putih sempat ingin dikibarkan pada saat di bawah Presiden Soeharto. Namun Soekarno segan untuk memberikannya.
"Ketika mau 17 Agustus 1967 rupanya Pak Harto udah jadi Presiden atau apa lupa, kebingungan gimana gaada bendera pusaka yg mau dikibarkan. Kemudian mereka mencari," tuturnya.
"Satu-satunya jalan harus tanya bung karno. Bapak sendiri segan mau lepas bendera itu ke Orba. Sama bapak dibilang saya enggak nyimpen," sambungnya.
Waktu itu, ucap Guntur, Orde Baru tetap memaksa untuk menyerahkan Sang Saka Merah Putih dan menekan Soekarno.
"Tapi di situ tidak manusiawinya Orba terhadap Bung Karno, setiap Bung Karno mengelak, Bung Karno diberi tekanan psikologis agar kasih tau di mana bendera," ujar dia.
Hingga akhirnya, Sang Proklamator memberikan bendera tersebut. Bendera itu juga kembali ke tangan Soekarno yang dibawa oleh Megawati dengan cara dililitkan di perutnya.
"Dengan jalan bendera pusakanya dililit di perutnya Adis (panggilan kecil Megawati) dililit di situ terus Mega pakai baju yang agak longgar," tandasnya. (aha/iwh)
Load more