Kebumen, tvOnenews.com - Pemberian gelar Hadratus Syekh dan Panglima Laskar Kiai kepada calon bupati Kebumen Arif Sugiyanto adalah hoax.
Sebelumnya, calon bupati Kebumen Arif Sugiyanto diberitakan oleh media online Siaran Indonesia menerima gelar Hadratus Syekh dan Panglima Laskar Kiai.
Namun pemberian gelar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan, pasalnya tidak ada konfirmasi atau persetujuan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Arif Sugiyanto. Ia menegaskan pemberitaan yang ditulis WNH dengan judul "Arif Sugianto Didaulat jadi Hadrotus Syeikh & Panglima Kyai se-Kebumen, setelah Panglima Santri" adalah hoax dan berisi ujaran kebencian yang meresahkan masyarakat.
"Saya sampaikan apa yang ditulis WNH itu jelas hoax. Selain tidak pernah konfirmasi ke saya, berita itu sebenarnya tidak pernah ada, kapan dan dimana acaranya? ngawur, alias mengada-ngada," ujar Arif saat dikonfirmasi, Minggu (3/11).
Arif pun sangat keberatan dengan pemberian gelar itu. Menurutnya tujuan pemberian gelar itu sebenarnya bukan untuk memuji atau menjunjung tinggi, tapi menjatuhkan alias hanya untuk mengolok-olok.
Terlebih dalam berita itu WNH menulis kiai-kiai se-Kebumen harus menunduk dan cium tangan jika bertemu Arif.
"Inikan sebenarnya jelas pelecehan, tujuannya bukan untuk memuji, tapi untuk menghina dan melecehkan. Hadratus Syekh itu gelar untuk pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. Gelar yang terhormat untuk ulama alim alamah yang punya pengetahuan luas. Tidak sembarang. Sekarang logis nggak! Kalau itu diberikan kepada saya," tegasnya.
"Jadi sekali lagi pemberian gelar Hadratus Syekh kepada saya itu tidak ada. Itu murni karangan saudara WNH," tegasnya.
Apalagi yang mendaulat itu disebut Persatuan Kyai dan Santri Pesantren Kebumen (Pesek), yang tokohnya adalah Gus Uni.
Arif sendiri mengaku tidak pernah mendengar dan mengetahui siapa itu Pesek dan Gus Uni. Belakangan diketahui di media sosial jika Gus Uni ternyata adalah WNH sendiri.
"Jadi dia menulis sendiri, bercerita sendiri, ia naikan di websitenya sendiri seolah-olah itu fakta, padahal jelas opini hoax," jelasnya.
Hal ini kata Arif, diperparah dengan menyingung pengasuh Ponpes Al Kahfi Somalangu, yakni KH. Afifudin Chanif Al Hasani atau Gus Afif yang juga Rais Syuriah NU Kebumen. Dalam tulisan itu Gus Afif disebut sebagai ahli doktrin yang suka mengaku-mengaku keturunan Nabi.
"Ini juga yang membuat geram para santri Al Kahfi karena gurunya merasa dilecehkan dan dihina oleh WNH," terangnya.
Arif menyatakan, kalau dia benar seorang jurnalis sungguhan, pastinya tahu etika jurnalistik. Tidak sembarangan, dan serampangan. Harus chek and balance, harus ada konfirmasi, pendalaman. Ada kaidah-kaidah jurnalistik yang harus dijalankan.
Arif pun sudah melaporkan WNH ke pihak kepolisian dalam hal ini Mapolres Kebumen atas tuduhan pencemaran nama baik dan berita hoax. Termasuk melaporkan medianya ke Dewan Pers. Soal benar atau salah, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Perkara ini pun sudah diteruskan ke Mabes Polri.
"Biarkan jalur hukum yang akan menjawab kebenarannya, perkara ini juga telah diteruskan ke Mabes Polri," ucapnya.
Arif juga menyampaikan rasa syukur, berdasarkan hasil survei, ia menyebut elektabalitasnya saat ini masih diangka 72%. Ia bukan hanya didukung masyarakat luas, tapi dukungan itu terus mengalir dari para alim ulama, kiai sepuh, dan para kiai-kiai kampung.
Terlebih pasca debat pertama kemarin, dimana masyarakat banyak yang menonton secara langsung dan memberikan apresiasi untuk Paslon nomor urut 2 Arif-Rista.
"Alhamdulillah ini yang patut kita syukuri. Apa yang kita sampaikan bukan hanya sekedar janji, tapi juga bukti dari kerja nyata yang sudah kami kerjakan selama 3,5 tahun. Atas doa suportnya, kami sampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya," tandasnya.(*)
Load more